| | | | Nasihat dan Teladan untuk Pebisnis Modern Bisnis dan perdagangan termasuk dalam kegiatan manusia yang terpenting. Bisnis dan perdagangan diperlukan karena tidak ada seorangpun yang dapat hidup dengan sempurna, mampu menyediakan segala keperluan dan tuntutan hidupnya sendiri tanpa melibatkan orang lain. Oleh karena itu manusia saling memerlukan, bekerjasama dan saling tolong menolong. Islam mendorong ummatnya berusaha mencari rezeki supaya kehidupan mereka menjadi baik dan menyenangkan. Allah SWT menjadikan langit, bumi, laut dan apa saja untuk kepentingan dan manfaat manusia. Manusia hendaklah mencari rezeki yang halal. Firman Allah dalam surah An-Naba (78): 10-11 :
"Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. Dan Kami jadikan siang untuk penghidupan. Dalam ayat itu Allah mengajarkan keseimbangan antara mencari rezeki untuk kehidupan dan beristirahat (leisure). Malam hari untuk beristirahat dan mengumpulkan tenaga dan siang hari bekerja mencurahkan tenaga, berbisnis berdagang untuk mencari rezeki."
Aisyah pernah meriwayatkan bahwa Rasululah bersabda, "Hal-hal yan paling menyenangkan yang engkau nikmati adalah yang datang dari hasil tanganmu sendiri, anak-anakmu berasal dari apa yang engkau hasilkan" (HR. Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah). Nabi juga bersabda, "Berusaha mendapatkan nafkah yang halal adalah kewajiban disamping tugas-tugas lainnya yang telah diwajibkan" (HR. Baihaqi).
Beliaupun memberikan nasihat untuk kita yang bisa senantiasa menjadi motivasi dan perlu diamalkan. Rafi' bin Judaij berkata bahwa "Rasulullah saw ketika ditanya, usaha apakah yang paling baik? Rasul menjawab: yaitu usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan semua jual beli yang baik" (HR. Hakim). Usaha dengan tangan sendiri bisa dalam bentuk aktivitas jasa, produksi, pertanian, perikanan maupun yang lain. Sedang jual beli adalah aktivitas bisnis peniagaan barang dan jasa.
Dalam beberapa hadist Rasulullah SAW memberikan dorongan kepada ummatnya untuk mencari rezeki dengan berusaha dan berdagang. Rasulullah sendiri adalah contoh seorang pedagang yang sukses. Ketika masih kecil beliau telah menemani pamannya Abu Thalib berdagang ke Syam. Detelah memasuki usia dewasa bahkan beliau sendiri menjalankan bisnis milik Siti Khadijah ke Syam dan kembali dengan keuntungan yang besar. Ini adalah bukti kemampuan, kepercayaan dan amanah beliau sebagai pedagang. Rasulullah SAW bersabda : "Pedagang yang amanah dan benar akan bersama dengan para syuhada di hari qiyamat nanti" (HR. Ibnu Majah dan al-Hakim).
Muhammad -yang menjadi pedagang sejak usia muda- mempunyai empat kiat sukses berbisnis. Yakni, sidiq (benar), amanah (dapat dipercaya), fatonah (cerdas, cerdik, memahami manajemen dan strategi bisnis), dan tabligh (kemampuan komunikasi dan meyakinkan relasi atau pembeli). Bila keempat sifat atau kiat ini ada pada seorang pebisnis, insya Allah dia akan berhasil. Ini merupakan karakter bisnis yang Islami. Namun, bisa pula diterapkan oleh siapa pun, sebab ajaran Islam itu bersifat universal.
Muhammad telah melakukan transaksi-transaksi perdagangannya secara jujur, adil dan tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh atau kecewa. Ia selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangan dengan standar kualitas sesuai permintaan pelanggan. Reputasinya sebagai pedagang yang benar-benar jujur telah tertanam sejak muda. Ia selalu memperlihatkan rasa tangungjawabnya terhadap setiap transakasi yang dilakukan. Lebih dari itu, Muhammad juga meletakkan prinsip-prinsip dasar dalam melakukan transaksi dagang secara adil (Afzalurrahman, 1996). Nasihat-nasihat beliau bisa dijadikan sebagai moralitas baru yang akan membingkai aktivitas para pebisnis hari ini. Muhammad sangat sopan dan baik hati dalam melakuan transaksi binis perdagangan. Selain itu beliau juga menasehati para sahabatnya untuk bersikap yang sama kapan saja dan dengan siapa saja mereka melakukan transaksi. Jabir meriwayatkan bahwa Rasulullah berkata, "Rahmat Allah atas orang yang berbaik hati ketika ia menjual dan membeli, dan ketika ia membuat keputusan" (HR. Bukhori). Dalam kesempatan yang lain Abu Sa'id meriwayatkan bahwa Rasulullah berkata, "Saudagar yang jujur dan dapat dipercaya akan dimasukan dalam golongan para Nabi, Shiddiqien dan Syuhada" (HR. Tirmidzi). Dan banyak lagi ajaran yang menjadi framework kita dalam berbisnis yang perlu dikaji lebih jauh.
Marketing dalam bisnis adalah sebuah konsep yang dimunculkan untuk menghasilkan sebuah penjualan atau lebih jauh diharapkan dapat mendatangkan keuntungan untuk perusahaan atau individu. Banyak sekali konsep-konsep marketing dibuat seiring denga kemajuan jaman. Semakin tinggi persaingan maka akan semakin sulit untuk melakukan penjualan, semakin sulitnya penjualan maka akan semakin banyak konsep-konsep marketing untuk menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Ada kalanya yang "menyerah" dan beralih ke bidang lain, tetapi tidak sedikit pula untuk mencapai tujuan mereka mendobrak etika dalam berbisnis.
Etika adalah sebuah peraturan sosial yang tidak tertulis namun secara tidak langsung langsung disepakati dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat dalam kontek sosial, sehingga bila etika dilanggar maka hukuman yang timbul juga akan bersifat sosial seperti dijauhi atau diacuhkan dan yang paling berat adalah dimasukkan dalam daftar hitam oleh masyarakat.
Setiap masyarakat mempuyai etika yang berbeda sesuai bidangnya termasuk dalam berbisnis. Pada dasarnya etika dalam berbisnis secara keseluruhan mempunyai 2 poin utama yaitu tidak menipu atau mengelabui dan tidak melanggar nilai-nilai kesopanan dalam masyarakat. Marketing digunakan untuk mendapatkan uang, sehingga kadangkala etika tidak lagi dipergunakan dalam berbisnis. Saling menjatuhkan, saling menjilat, saling menginjak hingga melakukan kebohongan seakan-akan disahkan dalam suatu strategi marketing.
Kecap tidak ada nomor dua, semuanya no 1. Komunikasi dalam promosi yang membesar-besarkan produk secara berlebihan yang sebenarnay tidak mencerminkan keadaan produk sebenarnya, sehingga menipu konsumen seringkali kita jumpai dalam segala bidang. Pergesaran pola pemasaran dari pola tradisional ke modern semakin mengecilkan etika dalam berbisnis.
Lalu bagaimana untuk menjalankan bisnis? apakah tidak perlu marketing?.. tetapi yang perlu diingat pada dasarnya kita akan selalu melakukan marketing dalam setiap apa yang kita lakukan..!! Apa yang kita butuhkan? yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis adalah ilmu dan konsep marketing yang jujur. Kenapa harus jujur? Perusahaan tentunya ingin mendapatkan hasil yang maksimal denga berdasarkan kekuatan loyalitas dari konsumennya. Karena pelanggan yang setia akan selalu menggunakan produknya Kesetiaan tercipta dari kepercayaan dan kepercayaan lahir dari hubungan yang baik yang didasari oleh sikap saling percaya. Saling percaya akan terbentuk apabila keduabelah pihak sama-sama jujur.
Kembali kepada marketing yang jujur, sejauh ini di dunia ada satu manusia yang paling jujur dan paling dipercaya (al-amin) yaitu Nabi Muhammad SAW yang kebeteulan beliau bukan hanya seorang nabi tetapi sebelum mendapat gelar kenabiannya beliau adalah seorang pengusaha. Apa yang telah beliau laksanakan dalam berdagang, sangatlah menarik untuk diperhatikan terlepas dari kapasitasnya sebagai seorang Nabi utusan Allah SWT, tetapi sebagai seorang pedagang.
Marketing Muhammad adalah marketing yang dilakukan oleh Muhammad pada abad ke 7, dimana beliau menempatkan sikap jujur , ikhlas, Profesionalisme, Silahturahmi dan Murah hati sebagai lima rumusan konsep dalam berdagang yang dilakukan oleh beliau Kejujuran yang diikuti konsep ikhlas akan membentuk seorang marketer atau sebuah perusahaan tidak lagi emmandang materi sebagai tujuan utama. Tetapi lebih terbuka kepada keberhasilan/ keuntungan baik secara materi maupun non materi bahkan terhadap suatu kegagalan. Kedua konsep tersebut dibingkai oleh sikap Profesionalisme sehinga sorang marketer/perusahaan akan memaksimalkan suatu pekerjaan atau dalam menghadapi masalah, tidak mudah menyerah maupun menjadi pengecut bila mendapatkan resiko.
Silahturahmi, adalah konsep keempat yang menjembati antar manusia dengan manusia baik bukan saja antar penjual dan pendagang bahkan dengan kompetitor sekalipun.
Konsep terakhir adalah konsep Murah hati, konsep ini menjadikan contoh dari Muhammad dalam menjual dan membeli sehingga akan menimbulkan respect to people sehingga akan melanggengkan setiap usaha yang akan kita lakukan.
Sudahkan anda sahabatku menjalankan 5 konsep marketing ala nabi Muhammad SAW hari ini, dan bagaimana hasilnya menurut anda wahai sahabat ...?
disadur dari Marketing Muhammad : Strategi Bisnis Nabi Muhammad dalam memenangkan Persaingan Pasar; Thorik Gunara dkk, 2006 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar