CARI MODAL USAHA
Jika kita sudah siap sukses dan masuk dalam kuadran kanan level pertama maka golongan cara memperoleh penghasilan kita adalah Azas Untung dan Rugi.Semua pengusaha berharap bahwa setiap perniagaannya akan memperoleh untung yang sebesar-besarnya, namun demikian pernah tidak kita mendengar cerita tentang orang yang bangkrut sampai punya utang miliaran rupiah? Atau mendengar cerita seorang pengusaha kena tipu puluhan hingga ratusan juta rupiah. Barangkali bagi yang baru akan memulai usaha akan menjadi sangat takut atau bahkan trauma untuk berbisnis jika yang didengar adalah yang demikian.
Tetapi jika ditanya, apakah anda berani berspekulasi dengan uang Rp. 5,000,000 (lima juta rupiah) atau Rp. 10,000,000 (sepuluh juta rupiah) untuk menjadi sukses ? Maka akan muncul keberanian kita untuk memulainya. Jika sudah berani pertanyaan selanjutnya adalah dari mana dan dengan cara apa kita memperoleh modal tersebut. Mengambil kata Purdi Candra, memulai usaha tidak harus pakai uang kita sendiri jika tidak punya maka BODOL (Berani Optimis Duit Orang Lain) adalah jalan keluarnya.Uraian berikut adalah beragai cara untuk memperoleh modal atas pengalaman penulis maupun kawan-kawan dalam perjalanannya berwiraswasta
- Masih ingat betul muka pak Uda Alinur Kasi Keungan Cabang Padang pada tahun 1994, saat saya mau mengambil uang perumahan. Waktu itu saya masih Adm Teknik & Kontrak pada Proyek Irigasi Panti Rao. Nilainya berapa itu tidak begitu penting kita bahas disini, tetapi apa yang saya dapat dari bekel yang saya peroleh dari uang perumahan yang saya ambil dimuka. Ditanbah dengan gaji yang saya tabung dan tidak saya habiskan maka waktu itu saya beli 3 (tiga) ekor sapi dan saya gaduhkan bagi hasil 60% untuk pemodal dengan 40% untuk pemeliharanya yang nota bene adalah pekerja tersier di Proyek Panti Rao juga. Dengan 3 ekor sapi itu paling tidak ada hiburan dan juga harapan mendatang akan jadi apa.Halo pak Heri Supriayadi dan Halo pak Noer Utomo apakabar ? Beliau inilah yang tahu sepak terjang saya waktu itu.
- Cara lain jika kita masih berada di dalam Perusahaan adalah pinjam atau utang pada uang koperasi, dimana dengan cara tersebut akan diharapkan uang lunas dengan sendirinya dengan dipotong uang SHU Koperasi atau diangsur ringan dengan gaji, atau diangsur dari laba usaha yang kita bentuk dari uang tersebut. Gampangkan…… Cepat Take Action
- Saya sangat yakin bahwa dengan keberadaan kita pada Perusahaan Besar seperti PT. Waskita yang kita cintai ini Lembaga Keuangangan baik Bank maupun Bukan Bank yang mengeluarkan kartu kridit akan sangat percaya untuk menetujui memberikan fasilitas Kartu Kridit pada kita.
- Mungkin seagian orang salah memanfaatkan kesaktian fasilitas dari kartu kridit ini tetapi perlu penulis sampaikan bahwa dengan kartu kridit orang bisa punya ruko yang nilainya ratusan juta rupiah. Maka setelah menentukan jenis usaha yang akan dimulai sementara modal belum ada, geseklah kesaktian kartu kridit untuk memulainya. Belum lama ini Alfa Super Market di Bandar Lampung (di luar Lampung saya tidak tahu) muncul promo "Selama 3 hari berturut-turut dengan disponsori Bank Mandiri, jika kita berbelanja dengan ATM ataupun Kartu Kridit Mandiri dengan batas maximal 3 juta maka kita dapat diskon 30 %" Dengan harga ini maka otomatis tidak akan bisa ketemu dengan harga di pasar ataupun Grosir sekalipun. Maka saat itulah penulis pernah mengisi Garasi dengan fasilitas itu dengan membeli barang-barang jualan yang kelihatan besar tapi modal sedikit. Sisa kekurangan untuk mengisi warung digarasi rumah saya diambil lagi dari Limit Cash yang ada difasilitas Kartu Kridit. Maka muncullah usaha baru di garasi rumah dengan modal ambil dana dari Kartu Kridit. Silakan Coba ………
- Barangkali terlalu congkak jika saya bilang banyak tahu dengan Bank, tidak bermaksut menggurui maka saya sampaikan pengalaman pribadi saya begitu nikmatnya kita hutang Bank. Saat itu ada tawaran fasilitas pinjam Bank tanpa agunan, maka sayalah yang paling bersemangat untuk memulai maka kami (saya, Mery, Berman dan berikutnya banyak peserta tambahan) membuat slip gaji Spektakuler. Ha ha ha, Saya sebut demikian karena apa, pada saat itu gaji saya yang sekitar tiga jutaan disulap menjadi delapan juta, ada lagi kawan ada yang jadi sembilan juta. Semua itu dengan harapan dengan jabatan dan gaji yang ada dislip Bank bisa kita yakinkan bahwa kita layak dan bakal mampu untuk membayar utang pada plafon maksimal yang diberikan Bank Rp. 50,000,000 ( Lima Puluh Juta Rupiah ). Selanjutnya terserah anda untuk bisa dipergunakan memulai Bisnis.
- Utang bank yang lain adalah utang dengan agunan, dengan bekal slip gaji, KK, rekening listrik, surat nikah (jika sudah) pak Noer Utomo udah belum ?, agunan maka saya yakin bahwa dengan status sebagai orang PT. Wasklita, maka Bank akan cepat memproses dan menyetujui permohonan kita. Bahkan disaat awal-awal saya memulai
Usaha, dengan tekat dan keyakian bahwa Allah akan memantu membayarkan hutang saya jika untuk usaha maka saya ambil uang dari BPR yang bunganya lumayan besar, tetapi dengan kepercayaan bahwa dengan mengangsur Rp. 28 juta tiap bulan saya mampu maka saya ambil uang Rp. 600 juta bertahap dua kali dari BPR tersebut.Kenyataannya Delalah kersaning Gunti Allah utang itu tinggal sedikit. Selamat Datang Pengusaha ………..
- Jika kita sudah mempunyai jam terbang yang cukup dalam melaksanakan jalannya suatu usaha mungkin akan sangat mungkin orang lain mempercayakan modalnya dengan pola bagi hasil kepada kita. Yang tidak kenal saja banyak dari kita yang sangat percaya misalnya ADD Farm ( Bagi Hasil untuk Beternak Itik di Cirebon ………Halo Cak Ur/Wuryoko Budi Susilo Ir ), Danasonik, Swis Cash (…Halo Pak Thory Hendrarto Ir ) dana lain-lain yang nyatanya sebagian besar Cuma bohong itupun masih banyak yang mau memodali apalagi kita yang sudah teruji kepiawaiannya dengan berbisnis. Mungkin saudara, kawan atau bahkan orang lain yang bisa kita yakinkan dengan konsep kerjasama usaha yang sudah teruji keberhasilannya maka saya sangat yakin akan ada orang yang mau. Selamat Mencoba…………
- Mungkin yang terkhir ini akan sangat susah jika kita masih belum berkecimpung di dalam dunia usaha dan belum ada kepercayaan pihak lain (orang tertentu) terhadap kejujuran berbisnis kita. Beberapa Pengusaha yang Penulis kenal banyak mengetrapkan kesaktian Giro untuk memperoleh modal usaha. Tetapi kebetulan saya belum sama sekali. Dalam perjalanan orang berwira swasta tidak selalu lancar dan mulus, kadang-kadang apa yang kita harapkan cash flow usaha yang kita jalankan berjalan denga lancar tetapi kenyataannya ada saja kendalanya. Pekerjaan kita yang telah dilaksanakan atau bahkan sudah selesai kita kerjakan (jika kita bergerak dibidang jasa) ternyata pembayarannya akan mundur satu atau bahkan dua bulan. Salah satu mata pembayaran yang meyakinkan untuk menunda pembayaran adalah Giro/Cek Tunai tersebut. Maka untuk mensiasati jika kita memperoleh cek dari pihak lain dan pingin membelanjakan buat modal kembali salah satu cara cek tersebut dipindah tangankan kepada suplier atau yang lain sehingga
mengurangkan cash berhenti pada usaha kita. Begitu sebaliknya jika kita belum bisa membayar kepada pihak lain atas barang atau jasa yang telah kita gunakan maka dengan kesepakatan kita bayar dengan Giro atau cek mundur dimana kita bakal punya dana pada saat itu. Tetapi bagaimana jika kita tidak punya dana saat ini dan tidak punya Giro/Cek, padahal kita akan memulai usaha. Jika kita punya keyakinan bahwa pada saat tanggal dan bulan yang telah ditentukan kita pasti punya dananya maka beranikan untuk pinjam Giro/Cek kepada pihak yang percaya kepada kita. Selanjutnya dengan Giro/Cek tersebut (apalagi Perusahaan Bonafit) bisa kita jual kepada orang atau pemodal yang biasa main dengan pola potong Cash. Misal kita pinjam Giro/Cek kepada PT. Anu senilai Rp. 30,000,000 ( Tiga Puluh Juta Rupiah ) lalu kita jual (begitulah bahasanya kira-kira) maka dengan cek yang akan cair pada tempo satu bulan maka kita biasa memperoleh uang hanya Rp. 29,750,000 atau bahkan Rp. 28,500,000. Kekurangan dana tersebut sebagai imbal jasa pencairan dimuka atas cek/giro yang tertunda. Bahkan di Bandar Lampung ada Perusahaan Biro Perjalanan terkenal yang biasa menjual Tiket Pesawat pernah mengajak kerjasama dengan penulis untuk menangani beberapa pelanggan dia yang biasa pembayarannya memakai cek mundur. Dengan pola kerjasama agar cash flow usaha dia lancar dan pelanggan tidak lari maka pemodal diberikan keuntungan 10% dari harga pembelian. Bahkan kesempatan ini sampai sekarang masih terbuka dan belum penulis ambil. Silakan Kaji Syariahnya Ustat Rahmad Hidayat Ir.
Begitulah gambaran bagaimana kita memperoleh modal usaha jika kita sendiri memang tidak punya uang. Karena berbisnis tidak melulu uang modal utamanya tetapi Tekat dan Keberanian untuk Sukses lebih memegang peranan. Cepatlah memulai sebelum benar-benar kita dalam kondisi sulit, baik fisik, pengaruh, maupun semangat juang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar