Jumat, 29 Januari 2010

Berawal Pahit Berakhir Manis

Homo Faber (manusia kerja) adalah sosok pasangan Waliyem-Wandiyo. Berawal dari dua sejoli transmigran yang papa, kini menjadi juragan berbagai bisnis di Kabupaten Bangko, Jambi. Suwardi 

Asam di gunung, garam di laut, bertemu dalam satu belanga. Itu peribahasa yang bisa menggambarkan pertemuan Waliyem yang berasal dari Godean dan Wandiyo dari Tumut, Sleman Yogyakarta. Pada tahun 1977, Waliyem berangkat ke Bungo untuk menyusul kakaknya yang terlebih dahulu menjadi transmigran sedangkan Wandiyo menyusul sang paman. Hanya berselang seminggu setelah menginjakkan kaki di Jambi, dua lajang ini pun kemudian terikat tali pernikahan. 
Di tanah seberang, tanpa bekal modal dan pendidikan yang memadai tentulah kehidupan terasa sulit bagi pasangan muda ini. Namun duet duo W ini tak pernah menyerah. Sekadar menyambung hidup, Waliyem berjualan nasi bungkus di penyeberangan sungai dekat tempat tinggalnya, sementara sang suami bekerja sebagai buruh penyadap karet. Rupiah demi rupiah mereka kumpulkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan sedikit sisanya mereka tabung. 

Di siang hari, selepas berjualan nasi bungkus dan menyadap karet, Waliyem dan Wandiyo pulang ke rumahnya yang kecil, pendek dan beratap seng. Gampang diduga, hawa di dalam rumah panas dan sumpek. Tetapi, justru dari rasa tidak nyaman ini timbul ide Waliyem untuk berbisnis genteng. "Kalau atapnya terbuat dari genteng, mungkin rasanya tidak akan sepanas dan segerah jika atapnya terbuat dari seng," pikir Waliyem saat itu.  
Dengan tabungan yang tidak terlalu besar dan dengan keterampilan membuat genteng dari tanah liat yang mereka peroleh sewaktu masih kecil, pasangan Waliyem-Wandiyo mencoba untuk memproduksi genteng, meskipun masih dalam skala kecil-kecilan. 
Genteng hasil produksinya ini tidak serta merta bisa menghasilkan uang tunai, tetapi dibarter dengan atap seng milik para warga transmigran. Kemudian seng-seng itu baru dijual ke kota. Waliyem melihat dari fungsi kenyaman genteng jauh lebih baik, tetapi dari sisi ekonomi genteng jauh lebih murah dibandingkan seng. Dari selisih harga seng dan genteng itulah, Waliyem dan Wandiyo mendapatkan keuntungan. Dengan sabar mereka mengumpulkan keuntungan tersebut. Ketika jumlahnya keuntungannya sudah lumayan besar, maka dana itu mereka suntikkan untuk memperbesar skala usaha produksi genteng.  

Secara cerdas Waliyem dan Wandiyo mengajak warga lain untuk menjadi pemasarnya. Sehingga di tiap unit desa transmigrasi di seluruh pelosok Provinsi Jambi tercatat menjadi pelanggannya. Karena tingginya permintaan, Waliyem-Wandiyo membuat pabrik genteng lagi sehingga jumlahnya mencapai 14 pabrik.  
Dengan semakin banyaknya rumah para transmigran yang beratap genteng, tentu saja pasarnya semakin mengecil, tidak seperti pada saat-saat awalnya. Namun pasangan ini tak kehabisan ide. Seiring dengan membaiknya ekonomi para warga transmigran, Waliyem mulai menyasar untuk menjual bahan bangunan, karena naluri bisnisnya melihat adanya kecenderungan warga yang mulai mengganti dinding rumah mereka yang semula terbuat dari papan dengan tembok Ternyata, pilihan bisnisnya ini juga sangat jitu, toko bahan bangunannya laris manis. Tak hanya berhenti sampai di situ saja, Waliyem kemudian mengembangkan usahanya dengan menjadi pemborong untuk pembangunan rumah sekaligus mengisi mebelernya.  
Seturut dinamika ekonomi para warga transmigrasi yang mulai membaik, bisnis Waliyem pun terus berkembang. Ini berkat ketajaman insting bisnis Waliyem, meski pendidikannya tidak tamat Sekolah Dasar. Setelah memiliki pabrik genteng, toko bahan bangunan dan pemborong rumah, Waliyem mulai mengembangkan lini bisnis lainnya yaitu memberikan pembiayaan bagi warga yang ingin membeli sepeda motor dan mobil. Bahkan memberikan pembiayaan kepada para pengusaha kelapa sawit dan karet. Dalam pembiayaan ini Waliyem tidak mensyaratkan adanya jaminan atau kolateral. "Yang penting jujur dan dapat dipercaya. Saya bisa maju juga karena kejujuran dan kepercayaan. Dan bagi saya pribadi, kejujuran adalah nilai yang tertinggi dalam hidup saya," ungkap Waliyem tentang filosofi hidupnya. Lantaran tanpa kolateral ini, pembiayaan yang diberikannya diserbu para warga.  
Selain itu, Waliyem juga mendirikan bengkel serta melirik bisnis perkebunan sawit dan karet. Tak kurang 67 kavling dimilikinya. Tiap kavling luas lahannya berkisar 2 hingga 20 hektar. Total jenderal lahan perkebunan milik Waliyem seluas 200 hektar. Anak buah yang mengurusi perkebunan tersebut sebanyak 52 orang, dan masing-masing masih memiliki anak buah. 
Kwantitas maupun harga dari kelapa sawit maupun getah karet memang berfluktuasi. Tetapi kalau diambil rata-rata perkebunan kelapa sawitnya bisa menghasilkan 52 ton/bulan, sedangkan perkebunan karetnya 15 ton/bulan. Kalau diasumsikan harga kelapa sawit Rp 650/kg dan getah karet Rp 7000/kg maka dalam sebulan Waliyem bisa mengantongi uang Rp 33.800.000/bulan dan Rp 105 juta atau totalnya Rp 138 juta/bulan. Ini belum termasuk dari lini bisnis pabrik genteng, toko material, pemborong dan pembiayaan serta bengkel.  

Meski bisnisnya sudah berkembang biak, Waliyem tetap hidup sederhana, sebagaimana awal-awal merintis usaha. Pun Waliyem tidak berubah prinsip hidupnya, karena ia menyadari dari prinsip yang kukuh ia pegang itulah bisnisnya bisa berkembang dan menjadi tumpuan ratusan karyawan dan mitranya.  


Prinsip Hidup dan Bisnis Waliyem 

Sekalipun mengaku sulit merumuskan tentang prinsip hidupnya dalam kalimat yang indah, namun dengan lancar Waliyem mengungkapkan beberapa prinsip hidupnya yang ia sebut piwulang (ajaran). 
- Pertama, wong wadon iku kayo dene pedaringan (wanita ini ibarat tempat menyimpan beras. Artinya, istri tidak boleh boros, dan harus bisa memilah antara kebutuhan dan keinginan. Jika hari ini rejeki yang didapatkan besar, maka hasil itu digunakan untuk mengembangkan usaha.  
- Prinsip kedua, saiki kanggo sangu sesuk (sekarang sebagai bekal besok hari), hasil yang diperoleh hari ini di samping untuk menambah modal juga untuk persediaan jika terjadi kerugian bisnis atau hal-hal tak terduga.  
- Prinsip ketiga, usaha lair batin (usaha lahir dan batin). Maksudnya, orang yang berusaha mencapai keinginannya harus melakukan secara fisik dan non-fisik. Usaha lahir adalah bekerja secara lahiriah, sedangkan usaha batin adalah berdoa, memohon bimbingan dan petunjuk dari Tuhan. "Usaha lahir batin juga berarti usaha yang tulus dan fokus," tuturnya.  
- Prinsip keempat, golek sedulur sing akeh, apik karo kanca (mencari saudara sebanyak-banyaknya dan berbaik hati kepada sesama kawan). Maka dalam bisnis "jangan sekali-kali menyalahi siapa pun, baik itu karyawan, mitra kerja atau pelanggan," tandasnya.  
- Prinsip kelima, yen pengin kabul kudu ngerti wong tuwa (kalau ingin terkabul cita-citanya harus berbakti kepada orang tua. Artinya, jika anak mendapatkan rejeki harus ingat kepada orang tua. Sekecil apa pun pemberian itu akan membuat orang trenyuh (tersentuh hatinya). "Orang tua akan tulus dan semakin khusyuk mendoakan anaknya," petuah Waliyem.  

Dengan lima landasan itulah Waliyem mengendalikan bisnisnya dari rumah. Semua bisnis dijalankan dengan secara mengalir begitu saja, sebagaimana air mengalir ke tempat-tempat yang lebih rendah.


Menaklukkan Metropolitan dengan Modal Kepercayaan

Bermodalkan uang pinjaman dari seorang teman, Bukhari Usman memba-ngun PT Tachimita Hoka Utama. Kendati sempat jatuh bangun, kini usahanya terus berkembang.

Apakah orang harus memiliki setumpuk uang untuk bisa memulai bisnis? Jawabannya: mungkin iya, tetapi tidak harus. Banyak modal lain yang bisa dijadikan pijakan awal untuk mendirikan bisnis, misalnya saja keahlian, jaringan, kejujuran atau kepercayaan atau kombinasi dari ketiganya. Jadi uang bukan segala-galanya. Hal ini telah dibuktikan sendiri oleh Bukhari Usman ketika awal-awal membangun PT Tachimita Hoka Utama, perusahaan pemasok plastik, tisu, bahan-bahan kimia, mesin high pressure. Dan belakangan, bakal merambah menjadi pemasok ban untuk alat-alat berat. Sukatna

Namun bukan persoalan yang mudah membangun usaha yang mapan di tengah kerasnya kehidupan metropolitan, apalagi tanpa uang di tangan. Bukhari harus terjerembab beberapa kali. Ini membutuhkan ketegaran dan ketabahan tersendiri.
Bermodalkan uang Rp 50 ribu, Bukhari berangkat dari Aceh untuk mencoba peruntungannya di kota metropolitan. Ketika menginjakkan kakinya di Jakarta, 1996, uang yang tersisa tinggal Rp 3.000. 

"Bekal uang itu saya peroleh dari penagihan piutang ketika saya berjualan di koperasi sewaktu di Aceh dulu," kenang alumnus Fakultas Teknik Mesin Universitas Syah Kuala yang pernah berdagang nasi bungkus semasa kuliah ini.
Menumpang di tempat kakaknya, Bukhari mulai mengajukan lamaran ke sejumlah perusahaan. Tiga bulan berlalu, tak satu pun lamarannya membuahkan hasil. Kebiasaannya merokok pun terpaksa ia hentikan karena tidak memiliki penghasilan. "Saya malu karena terus menerus meminta uang rokok pada kakak. Terpaksa saya berhenti merokok, bukan karena sadar kesehatan tetapi karena memang tidak ada uang," ungkap pria yang suka bercanda ini. 
Pekerjaan pun tak kunjung datang, maka ia kembali pulang ke Aceh. Beban moral menghimpit dadanya. "Saya takut kegagalan ini menurunkan motivasi adik-adik kelas yang masih menempuh kuliahnya. Apa gunanya kuliah susah-susah kalau sulit mencari pekerjaan? Pasti pertanyaan itu muncul di benak mereka sewaktu melihat kegagalan saya," ujar Bukhari.

Tak tahan dengan beban moral ini, Bukhari kembali ke Jakarta. Setiap hari kegiatannya hanya menulis surat lamaran. Namun, untuk kali ini membawa hasil. Sebuah perusahaan di Cilandak memanggilnya untuk mengikuti tes. Dari 32 calon, tersaring empat orang. Namun dalam tes terakhir Bukhari gagal, karena karyawan yang dibutuhkan hanya dua orang. "Kegagalan itu membawa hikmah karena saya ketemu Pak Arfan. Beliau yang asli Makassar ini menawari pekerjaan sebagai supervisor produksi di Eveready," kenangnya .

Namun baru 1,5 bulan bekerja, Bukhari diterima sebagai karyawan Trakindo, yang sejak semula ia incar. Dengan rasa sungkan ia ungkapkan persoalan ini ke Arfan. "Tetapi Pak Arfan justru mendukung saya. Beliau tidak tersinggung malah menyemangati," tutur Bukhari.
Setelah mendapatkan training, Bukhari yang diterima di bagian Service Analysis ini kemudian ditugaskan ke Kalimantan Timur. Lantas bertugas ke Papua. Selama bertugas di pulau paling timur Indonesia ini, Bukhari sempat pulang ke Aceh untuk menyunting Narulita. Namun ia tidak kerasan tinggal di Papua. 
"Daripada dipecat lebih baik saya pulang ke Jakarta. Waktu itu tengah krisis moneter. Di Jakarta ketemu dengan partner dari Amerika. Saya dikirim ke Newmont, di Nusa Tenggara Barat, namun hanya betah seminggu. Akhirnya saya mengundurkan diri, pada Januari 2000," ujarnya. "Istri saya menangis, bapak saya kaget ketika mengetahui saya mengundurkan diri. Padahal saat itu saya tidak mempunyai pekerjaan,"

Kesulitan baru mulai ia hadapi. Untuk menyambung hidupnya, Bukhari berjualan celana jeans. Celana yang ia beli dengan harga Rp 25 ribu per potong dijual Rp 100 ribu dua kali bayar. "Sejak saat itu saya bertekad tidak ingin mencari pekerjaan tetapi ingin menjadi pengusaha," ucap bapak dari Cut Kemala Hayati, Rais Hidayatullah dan Cut Mutia Rahma ini. 

Ia mulai menawarkan proposal sebagai pemasok kebutuhan bahan kimia ke Trakindo. Maret 2000, proposalnya tembus dan mendapat order Rp 38,85 juta. Mestinya Bukhari senang, tetapi ia justru kelimpungan karena tidak memiliki modal."Saya telepon Pak Fauzi (Iskak, bos BeKaos). Ternyata beliau menyanggupi untuk memberikan pinjaman. Dengan naik angkot saya menemui Pak Fauzi dan meminjam Rp 20 juta. Pak saya pernah mendengar uang sebesar ini tetapi baru sekarang memegangnya. Melihat keluguan saya, Pak Fauzi menjadi trenyuh dan percaya," kata Bukhari mengenang. Padahal sebelum transaksi ini keduanya baru bertemu sekali.
Belum sempat uangnya cair, lagi-lagi Bukhari mendapat order. Ia butuh modal lagi Rp 80 juta. Dan lagi-lagi, Fauzi Iskak menyanggupinya. Bukhari membayar kepercayaan ini. Setelah uangnya turun ia mengembalikan pinjaman tersebut. Pada Mei 2000 ia mendapat order lagi dan butuh modal Rp 90 juta. Fauzi Iskaklah dewa penolongnya. "Pak uang yang saya serahkan ini senilai satu mobil," Bukhari menirukan Fauzi. 
Bukhari kaget mendengar pernyataan Fauzi ini. Ia mengira Fauzi tidak percaya kepadanya. "Kalau setelah Bapak menyerahkan uang ini tidak bisa tidur, lebih baik saya tidak mengambilnya. Ternyata, yang dimaksud beliau adalah bisnis ini sudah besar sehingga sudah waktunya saya mendirikan usaha dengan bendera sendiri, karena selama ini saya menggunakan bendera orang lain," imbuh satu-satunya anak laki-laki dari pasangan Usman-Maryam ini. 
Atas saran Fauzi, 27 Mei 2000 Bukhari mendirikan PT Tachimita Hoka Utama.Tachimita Hoka dalam bahasa Aceh berarti coba cari kemana. "Ini sebagai instruksi bagi diri saya sendiri untuk selalu berusaha dan selalu mencari peluang," terang pria ramah ini.

Meski bendera bisnis telah didirikan, dan order mulai berdatangan bukan berarti kesulitan telah terlampaui. Berkantor di rumah kakaknya tanpa fasilitas komputer dan fax, tentu saja sulit bagi Bukhari untuk bisa meningkatkan pertumbuhan usahanya secara signifikan. Ia mulai mencari talangan dana untuk membeli komputer dan fax, karena selama ini order difax melalui wartel milik tetangga. Setelah enam bulan memiliki komputer dan fax, usahanya berkembang pesat. Bukhari mengontrak sebuah rumah di dekat pemakaman umum. "Kata orang angker, tetapi karena sewanya murah saya ambil kontrak dua tahun," ujarnya.  
Baru seminggu pindah kantor, Bukhari sudah berhasil membeli mobil Kijang. Satu tahun sesudah itu Bukhari berhasil membeli rumah di Kompleks Merpati, seluas 365 M2, waktu itu seharga Rp 200 juta. "Saya pindah ke rumah, meski kontraknya masih sisa satu tahun."

Tiga bulan kemudian ia berhasil membeli ruko senilai Rp 350 juta di Jalan Peta Selatan. Karena uangnya kurang, separuhya ditalangi bank. Ia juga mulai memikirkan ekspansi usaha ke bisnis minimarket di daerah Peta Selatan dan Peta Barat. Alih-alih mendongkrak penghasilan, justru bisnis minimarket membuatnya kelimpungan. "Pada waktu juga banyak tempat perbelanjaan yang lebih besar. Jadi ibaratnya saya berjualan bensin di belakang SPBU. Masih mending kalau di depannya, ini di belakangnya," katanya mengambil perumpamaan.
Karena mengurusi minimarket, order bahan-bahan kimia, plastik dan tisu turun drastis. Ia kembali merintis dari nol. Namun, berkat kejujuran dan keuletan bisnis yang sempat ia cuekin ini pulih kembali. Selain order dari Trakindo, Tachimita juga mendapatkan order dari sejumlah perusahaan lainnya. Bahkan untuk keperluan khusus beberapa hotel berbintang lima memesan plastik dari Tachimita.

"Uniknya, para pelanggan saya banyak yang belum ketemu muka. Semua transaksi berdasarkan atas saling percaya. Bahkan pelanggan yang belum pernah bertemu muka dengan saya sering memberikan rekomendasi kepada temannya. Jadi marketingnya berantai," sebut pria yang menomorkan satukan kejujuran dan kepercayaan dalam berbisnis ini. 
Berdasarkan pengalaman itu, Bukhari hanya akan berekspansi ke bisnis yang masih terkait dengan alat-alat berat dan pertambangan. Selain memasok Tachem (Tachimita Chemical), ia juga merambah ke high pressure dan ban kendaraan peralatan berat. Untuk high pressure semula ia mengimpor dari Cina. Tetapi belakangan ia mengimpor high pressure bermerek Idro Base dari Italia. Bahkan secara lesan ia sudah ditunjuk sebagai sole agent untuk Indonesia. "High pressure dari Italia kualitasnya terjamin. Lagipula kalau sudah menunjuk suatu perusahaan sebagai sole agent semua distribusi di Indonesia harus melalui perusahaan itu. Berbeda dengan produk Cina, siapa pun bisa mengimpornya," papar Bukhari. 

Kehidupan Bukhari saat ini jauh lebih baik dibandingkan 10 tahun lalu ketika ia pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta. Itu semua berkat kejujuran, kepercayaan dan pertemanan. Dan tentu saja keuletan.


Cerita SUkses, Dapur Solo, Perjuangan dari Sebuah Garasi

Dapur Solo, Perjuangan Swandani Dari Sebuah Garasi 

 Page 1 of 2

Bermodalkan keuletan Swandani berhasil membangun Dapur Solo. Restoran dengan pengunjung tak kurang 200 orang per hari itu embrionya adalah warung rujak kecil di sebuah pojok garasi. 
Russanti Lubis 

Sejak beberapa tahun terakhir ini, Jakarta dibanjiri berbagai rumah makan tradisional. Hal itu terjadi, karena bahan dasar makanan tradisional Indonesia itu murah dan mudah didapat, sedangkan hasil olahannya bisa dijual semahal mungkin. Lalu, dengan sedikit polesan interior dan eksterior bangunan, serta penataan yang terkesan mewah, restoran tradisional sudah dapat diubah menjadi fine dining. Di sisi lain, perlahan namun pasti, masyarakat mulai jenuh dengan makanan bule seperti fried chicken, french fries, atau burger. Lebih dari itu semua, pada umumnya rumah makan tradisional menyediakan makanan berat (baca: nasi) dan sebagian besar masyarakat Indonesia merasa belum makan, kalau belum "bertemu" nasi.

Salah satu dari sekian restoran tradisional tersebut yaitu Dapur Solo (DS). Rumah makan yang terletak di kawasan Sunter ini menyajikan aneka makanan Jawa, khususnya dari Solo. "Dalam berbisnis makanan, saya merasa harus membuat spesifikasi. Akhirnya, muncul ide untuk membuat makanan tradisional Jawa. Di sisi lain, kehadiran DS merupakan penyegar di tengah-tengah kejenuhan masyarakat akan fried chicken, sekaligus pembelajaran bagi anak-anak muda zaman sekarang yang tidak lagi mengenal makanan tradisional, terutama dari Solo, seperti urap, bothok, selat, dan sebagainya," kata Swandani, Director Dapur Solo Group. 
Namun, DS bukanlah rumah makan kemarin sore. Kemunculannya dimulai pada 1986 dari sebuah garasi yang hanya menjual rujak dan es juice. "Modalnya Rp100 ribu, sedangkan omsetnya Rp3000,- sampai Rp5.000,- per hari," ujar Swan, sapaan akrabnya. 

Dengan berjalannya waktu, perempuan yang mengaku membuka warung karena gila kerja ini, menambahi menu makanannya dengan ayam goreng Kalasan, aneka kolak, dan sebagainya sehingga garasi rumah ini berubah menjadi kedai, yang ramai dikunjungi orang-orang kantoran untuk makan siang. 
Sayangnya, kedai ini berlokasi di tengah-tengah perumahan yang padat dan jalan yang sempit, sehingga tidak tampak jelas dari luar. "Menurut saya, kalau mau buka usaha ya harus di tempat untuk buka usaha, jangan di perumahan," kata ibu satu anak ini. Berdasarkan informasi dari sang suami yang bekerja di sebuah perusahaan pengembang real estate bahwa telah dibangun rumah toko (ruko) untuk pertama kalinya di Sunter, keluarga kecil ini pun boyongan pindah ke ruko berukuran 5x19 m² yang mereka beli secara kredit tersebut, dengan terlebih dulu menjual rumah mereka, pada 1990-an. Di tempat inilah, berdiri RM (Rumah Makan) Solo, cikal bakal DS yang hanya menyediakan makanan khas Solo.

Pada 1997, terjadi krisis moneter (krismon). Banyak bisnis ambruk, termasuk developer dan rumah makan. Tapi, hal ini tidak berpengaruh kuat bagi RM Solo. Buktinya, jika restoran lain omsetnya melorot hingga 50%, omset RM Solo cuma turun 10%. "Suami saya yang menganggur, memutuskan untuk ikut membantu bisnis saya. Apalagi, dia melihat prospek cerah bisnis ini. Lantas, suami saya melemparkan ide untuk mengembangkan rumah makan ini, sekaligus membantu mereka yang kehilangan pekerjaan karena krismon," ucap wanita yang mengaku tidak bisa masak ini.

Bergabungnya sang suami dalam bisnis ini, memunculkan banyak ide di benak Swan, sekaligus tekad untuk mengembangkannya sebesar mungkin. Pertama, menyediakan makanan tradisional Jawa (bukan cuma dari Solo), yang dapat diterima semua suku. Caranya, memodifikasi rasa sangat manis pada makanan Jawa, tanpa orang Jawa merasa kehilangan rasa asli makanan tersebut. Kedua, meningkatkan jumlah pelanggan yang mulai berkurang, dengan meng-hire seorang desainer grafis untuk melakukan perombakan besar-besaran baik interior, eksterior, logo, dus, maupun branding name. Hasilnya? "Luar biasa! Konsep bangunan ternyata merupakan daya tarik pertama, sebelum konsumen mencicipi makanannya," ujar sarjana perhotelan ini.

Langkah ini diikuti perubahan nama RM Solo menjadi DS sekitar empat tahun lalu, karena suatu saat ingin mewaralabakan bisnis ini. DS yang dibangun dengan modal Rp200 juta ini, terbagi menjadi dua lantai di mana lantai pertama digunakan sebagai rumah makan, sedangkan lantai kedua untuk ruang pertemuan yang mampu menampung 50 orang. Langkah berikutnya dilakukan ketika DS yang memiliki 20 jenis makanan dan minuman gagal menaikkan jumlah pelanggan di malam hari, sehingga rumah makan berkonsep ruangan minimalis moderen ini hanya dibuka dari pagi hingga sore. "Mungkin mereka berpikir bahwa makanan tradisional, khususnya yang dari Jawa, cuma cocok untuk makan siang. Kebetulan, hampir semua pelanggan saya adalah orang kantoran dan keluarga yang dengan uang Rp20 ribu dijamin sudah kenyang," katanya.
Di saat yang hampir sama, ia mendapat kesempatan untuk memperluas usaha, dengan membeli ruko di sebelah DS. "Tapi, saya nggak yakin menjadikan ruangan seluas 10x19 m² itu sebagai DS juga, karena DS akan terkesan sangat besar. Usaha yang gede, biaya overhead dan risikonya juga gede. Saya tidak ingin yang seperti itu," lanjutnya. Sebagai penggemar senam, Swan berinisiatif menjadikan ruko tersebut sebagai tempat senam dan massage tradisional, sekaligus tempat makan yang menyediakan masakan barat, seperti steak yang per paketnya hanya Rp25 ribu, spaghetti, fettuccine, salad, dan sup. Rumah makan semi kafe dengan lounge ini dinamakan 7 Times Steak & Juice. Di sini, pengunjung cukup merogoh kocek sebesar Rp30 ribu, untuk bisa kenyang.

Lalu, muncullah pebulutangkis Susi Susanti yang menawarkan kerja sama dalam bentuk bisnis refleksi dan sport massage (pemijatan untuk cedera saat atau setelah berolahraga, red.) di bawah bendera Fontana Refleksi and Sport Massage. Sekadar informasi, kerja sama bagi hasil ini terjadi empat bulan lalu. "Refleksi yang menyediakan 12 sofa ini memberi pelayanan selama 1,5 jam dengan biaya Rp40 ribu. Sedangkan, sport massage yang menyediakan sembilan tempat tidur, membebankan biaya Rp100 ribu per 1,5 jam perawatan," jelasnya.

Fasilitas senam (di sini tersedia kelas yoga, erobik, dan pillates, red.) plus gym yang berada di bawah naungan Female Gym, hanya menampung kaum hawa. Dengan ruangan yang mampu menampung 15 orang, setiap member diharuskan membayar Rp200 ribu/bulan dan Rp30 ribu per kunjungan untuk yang bukan anggota. "Meski baru berumur tiga bulan, Female Gym sudah memiliki 300 anggota dan waiting list," katanya. Female Gym ini juga berfungsi untuk mengatasi ketiadaan pengunjung setelah jam sarapan dan makan siang.

Ide menyatukan food dengan health dalam satu gedung ini, ternyata membuat image DS yang interiornya didominasi warna orange dan kuning ini sangat terangkat. Demikian pula dengan omset yang diraih. Bila RM Solo meraup omset Rp100 ribu/hari, maka DS yang dikunjungi sekitar 200 pengunjung/hari membukukan omset lebih dari Rp3 juta/hari. "Dari buku manajemen yang saya baca dikatakan bahwa bila bisnis sudah mentok, harus membuat terobosan-terobosan baru," jelas Swan yang mempekerjakan 40 karyawan.

Terobosan lain yang dilakukan DS yang menonjolkan nasi langgi, nasi gudeg, nasi pecel, nasi urap, nasi soto, dan selat ini yaitu merangkul para pedagang kecil menengah dengan sistem mutual benefit, seperti pedagang es oyen, bubur Jawa, rujak, sate Madura, dan serabi Solo. Di samping itu, juga menerima pesanan (lunch box), melakukan kontrol manajemen, standardisasi rasa sehingga tidak tergantung lagi pada koki, dan menggunakan komputerisasi. Nantinya, juga akan menerima katering untuk pernikahan dan membuka cabang di Jakarta Selatan. Kesuksesan akan datang dengan sendirinya pada orang yang mau terus berkembang, rajin menggali semua ide, serta menekuni dan menjalani apa yang telah dirintisnya. Dan, Swan telah membuktikan hal itu. 

Swandani: Aku Bersepeda di Terik dan Hujan Untuk Menjemput Impian

Ulet. Itulah modal utamaku. Sebenarnya aku tidak perlu bekerja mati-matian, karena suamiku yang bekerja di perusahaan developer real estate mampu membiayai rumah tangga kami yang mungil. Tapi, sebagai wanita yang gila kerja, aku tidak mau hanya ongkang-ongkang di rumah sambil mengurus anak tunggal kami. Aku memutuskan untuk berjualan rujak dan es Juice di sebuah garasi mungil, di tengah-tengah perumahan yang penuh sesak. Modalnya Rp100 ribu tapi omsetnya hanya Rp3000,- per hari, cuma bisa untuk jajan. Itu belum seberapa, kalau musim hujan tiba, hanya satu bungkus yang laku, bahkan kadang-kadang tak satu pembeli pun yang menjamah rujakku. 

Lalu, aku berinisiatif jemput bola. Kukunjungi para pelangganku yang tinggal di kompleks perumahan kami dengan naik turun sepeda, selama dua tahun. Dalam kurun waktu itu pula, dengan setia aku menggoes sepeda pancal. Tak kenal panas tak kenal hujan. Aku selalu dalam keadaan seperti orang mandi. Di saat terik memanggang, aku seperti bermandikan keringat dan saat air mengguyur aku bermandikan air hujan. Baru pada tahun ketiga, gantian mereka yang mengunjungi aku. Pada tahun kelima, baru aku memetik hasil jerih payahku ini dengan memindahkan warungku dari garasi ke ruko, meski aku harus membeli ruko itu dengan menjual rumah kami. Perjuangan ini aku tularkan ke dua teman seperjuangannku, tapi tak satu pun yang berhasil. 

Perjuanganku tidak berhenti sampai di sini. Aku juga menyebarkan brosur ke mana-mana. Apakah orang yang aku kasih brosur nantinya akan membeli atau tidak, bukan masalah, yang penting dia sudah membaca isi brosurku. Setiap hari, aku menargetkan menyebarkan brosur kepada 20 orang. Satu saja yang tertarik ya nggak apa-apa. Dengan berjalannya waktu, ternyata dalam sebulan aku bisa merangkul 20 pelanggan.

Cara ini sampai sekarang masih aku jalankan, meski kini warungku sudah berkembang lebih daripada yang aku bayangkan, dengan omset lebih dari Rp3 juta/hari. Setidaknya, di tasku selalu ada 10 brosur yang setiap saat aku sebarkan ke siapa saja. Kadangkala, aku juga menitipkan brosur-brosurku ke beberapa media. Satu hal yang aku tegaskan di sini, bisnis makanan adalah bisnis yang membutuhkan usus panjang alias kesabaran tingkat tinggi. Jadi terus dan teruslah berusaha.

Seni Lukis, Hobi dan Bisnis

Mungkin masih banyak dari kita yang menganggap seni lukis sebagai budaya berproses jadul yang sulit untuk dimodernisasi. Karena lukisan bisa berharga ratusan juta, ya karena cap hand made itu. Padahal pelukis sekarang sudah jarang banget yang murni menggunakan imajinasinya. Ketika melukis model pun sudah tak perlu model itu berlama-lama diam mematung di depan pelukisnya.

Seniman sekarang kadangkala membutuhkan satu tim yang melibatkan banyak orang. Itulah kenapa banyak seniman yang menggandeng galeri, sehingga seniman bisa fokus dalam berkarya. Sedangkan untuk proses persiapan melukis dan mengurus penjualan, galeri yang bertindak sebagai pengelola manajemennya.

Sebelum melukis, seniman akan berkonsultasi dengan kurator atau tim teknis tentang ide karyanya. Setelah mendapatkan ide, diadakan pemotretan model. Kemudian hasilnya akan diobrak-abrik dengan bantuan photoshop di komputer. Hasil editan yang dipilih akan disorotkan ke atas canvas melalui proyektor untuk dibuat sketsanya. Jadi sudah tidak perlu lagi membuat garis-garis bantu atau dummy lagi. Setelah itu, barulah seniman mulai berkarya. Begitu karya selesai, kurator mulai membuat tulisan mengupas hasil karya itu. Lalu galeri membuat katalog dan mengadakan pameran untuk memajang karya-karya tersebut.

Hanya untuk sebuah karya seni lukis, banyak sekali orang yang terlibat di belakang layar. Mulai dari pencari ide, fotografer, model, pengarah gaya, tukang edit dan banyak lagi. Jadi wajar bila lukisan tak hanya bernilai seni tinggi, tapi juga berharga mahal, karena yang harus dikasih makan juga banyak.

Hanya saja, seniman kita masih banyak yang teramat sulit untuk diajari kerja disiplin sesuai schedule. Budaya seniman masih identik dengan falsafah semaunya sendiri dengan alasan seni tak bisa dikekang. Tapi anehnya kalo sudah jadi duit mereka jadi rajin nelpon aku nanya kapan ditransfer. Hehehe...

Itu salah satu masalahku sebagai pekerja di bidang bisnis seni. Seperti pemotretan mendadak kemarin. Bagaimana aku tidak kalangkabut, fotografer dan pengarah gaya lagi di Jakarta. Akhirnya aku pakai saja kamera saku dan mencari model seadanya. Untuk pengarah gaya, aku pasang webcam di laptop dan siaran langsung menggunakan skype ke Jakarta. Setelah itu langsung edit dan tracing menggunakan proyektor.

Untuk kerja lemburnya sih aku ga begitu bermasalah karena istri juga bisa ngerti pekerjaanku. Aku bawa lemburan ke rumah pun tidak jadi soal. Aku cuma suka merasa ga enak bila lembur di rumah, padahal yang harus diedit foto-foto untuk lukisan nude. Aku sendiri sih sampai saat ini masih kuat iman, cuma yang lain tuh... Haduuuh...

dari blog.rawins.com

Sukses Meraih Mimpi Berkat Keyakinan

Sukses Meraih Impian Berkat Keyakinan 


Erwin Seriyanto
President Council Member
Tahitian Noni Indonesia



Hampir tiga tahun, bisnis MLM Tahitian Noni yang digeluti Erwin Seriyanto tak kunjung menunjukan titik terang. Saat itulah sejumlah rekan kerjanya satu persatu mengaku menyerah. Tapi Erwin memilih tetap bertahan dan terus melanjutkan merintis bisnis yang diyakininya bakal memberi prospek cerah. Sikap sabar yang ia tunjukkan kini berbuah manis. Slamet Supriyadi

Ada sebuah petuah bijak, "Jangan mudah menyerah pada nasib. Berusaha dengan keyakinan niscaya keberhasilan akan ada dalam genggaman". Kalimat seperti ini mungkin gampang diucapkan, tapi sangat sedikit orang yang benar-benar bisa menjalankannya. Persoalannya, seringkali terbentur pada kurangnya kemauan dan keyakinan terhadap usaha yang dilakukan. "Banyak orang yang tidak siap dengan resiko yang mereka lakukan. Termasuk dalam berbisnis. Ketika keberhasilan tidak kunjung diraih, mereka pikir semuanya telah gagal. Padahal sebenarnya tidak demikian," ujar Erwin Seriyanto, Presiden Council Member Tahitian Noni Indonesia sembari mengulas perjalanan hidupnya membangun bisnis MLM tersebut. 

Apa yang dikemukakan Erwin, paling tidak menjadi potret hampir sebagian besar pengusaha kita. Padahal, justru 'keyakinan' inilah yang menjadi modal penting bagi Erwin yang akhirnya melambungkan namanya di jajaran puncak eksekutif Tahitian Noni Indonesia. Sosok Erwin hampir tidak bisa dipisahkan dari Tahitian Noni. Keberhasilan perusahaan asal Amerika yang memperkenalkan produk jus Noni ini tak lepas dari sentuhan tangan dinginnya. Bayangkan, kendati baru tiga tahun membka kantor representatifnya di Indonesia, MLM ini sudah mampu menggaet lebih dari 41 ribu anggota. Dan Erwin adalah orang pertama yang gigih membangun serta memperkenalkan jus kesehatan ini lewat sistem penjualan berjenjang.

Tujuh tahun lalu, mungkin tidak ada yang menyangka jika bisnis ini akan tumbuh besar seperti sekarang. Erwin mulai terjun di bisnis Tahitian Noni International pada saat perusahaan ini belum membuka cabangnya secara resmi di Indonesia. Produknya di kirim dari Singapura. Meski jaraknya relatif dekat, tapi ia harus menunggu hingga berbulan-bulan untuk mendapatkan produk tersebut. Penyebabnya klasik: persoalan perijinan yang berbelit-belit untuk bisa mengeluarkan barang dari Pelabuhan Tanjung Priok. 

Situasi demikian jelas sangat mengganggu kelangsungan bisnis yang digelutinya sejak tahun 2002 itu. Lantaran persoalan ini, banyak konsumen yang mengeluh akan ketidakpastian barang yang dibutuhkannya itu. Bahkan ada seorang konsumen yang marah dan mengancam akan membuat perhitungan kepada Erwin jika terjadi sesuatu pada saudaranya tersebut. "Ini kan beban moral. Saya akhirnya ambil keputusan minta dikirimkan dua dus produk itu dari Singapura yang ongkosnya mencapai Rp2,5 juta," kata Erwin.

Suka tidak suka, hal ini akhirnya berimbas pada iklim kerja yang dirasa kurang kondusif. Bisnis ini pun nyaris tak banyak mengalami kemajuan berarti. Sampai akhirnya, satu persatu rekan kerja yang berjuang dari awal memutuskan mengundurkan diri. Mereka merasa tidak ada yang bisa diharapkan dari bisnis semacam. Lain halnya dengan Erwin? "Saya punya keyakinan this is the real business," tegasnya. 

Dalam kurun waktu tiga tahun Erwin terus bergulat dengan keyakinannya. Alumnus Universitas Trisakti ini akhirnya mampu membuktikan meski ia harus berkorban hingga ratusan juta rupiah untuk itu. Erwin mengakui, ia memang tidak memiliki networking saat pertama kali bergabung dengan Tahitian Noni. Karenanya, ia pernah beberapa kali kena tipu. "Ada orang yang mengaku punya kenalan leader-leader dan bisa membawa downline dalam jumlah besar. Ia meminta dana puluhan juta sebagai akomodasi karena berada di luar daerah. Tapi hasilnya, ia paling bawa cuma satu orang, gimana ceritanya?," ujarnya sedikit kesal.

Toh, ia tidak hilang semangat. Erwin percaya bahwa jus Noni ini selain punya manfaat buat kesehatan juga memberi celah bagi calon pebisnis yang jeli melihat peluang. Erwin percaya sebuah bisnis bisa berhasil jika ia memiliki dua unsur. Pertama, produk tersebut consumable artinya dicari banyak orang. Dengan begitu maka akan terjadi repeat order dalam jumlah besar. Dan kedua, produk harus eksklusive, dimana memiliki keunggulan dan perbedaan dibanding produk lainnya. Dan semua unsur itu terdapat pada Tahitian Noni. 

Sebenarnya, lanjut pria bertubuh subur ini, ada berbagai jenis jus yang menjual keunggulan dari buah Noni. Tapi dari semua produk yang ada di pasaran, tidak ada satupun yang memiliki ingradient inti yakni PROXERONINE. Zat ini sangat dibutuhkan untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak agar bisa normal seperti sedia kala. Mulai dari kerusakan sel kuku, rambut, kulit, tulang, pankreas hingga organ penting lainnya. 

Erwin mencontohkan, "Kenapa seseorang bisa terkena penyakit diabetes? Itu karena sel beta pakreasnya rusak. Selama ini pengobatan medis dilakukan dengan cara memberikan supply insulin pada darah. Padahal, menurutnya, yang sakit bukan darahnya melainkan beta pankreasnya yang tidak bisa menghasilkan insulin. "Dengan mengkonsumsi Tahitian Noni maka kerusakan beta pankreasnya bisa diperbaiki," tambah Erwin.

Sudah banyak yang merasakan khasiat dari produk ini. Lantas apa sebenarnya resep sehingga ia bisa menjala begitu banyak konsumen? Sangat simple "Tell the story," katanya. Itulah yang dilakukannya dengan membagi pengalaman ia peroleh maupun dari para konsumen yang telah membuktikan khasiat jus Tahitian Noni. "Sama sekali tidak ada paksaan untuk membeli apalagi menjadi anggota anggota. Mereka mengkonsumsi benar-benar atas kesadaran sendiri setelah tahu manfaatnya," Erwin menambahkan. 

Di luar Tahitian Noni, Erwin juga tercatat sebagai seorang pengusaha sukses dengan beberapa jenis usaha. Diantaranya, bisnis design, buletin iklan, sarang burung walet hingga bisnis rumah makan yang semuanya berjalan baik hingga sekarang. Meski begitu pria asal Cirebon ini justru lebih tertarik jika diajak berbicara tentang bisnis MLM Tahitian Noni ketimbang bisnis 'konvensionalnya'. Pasalnya, dari bisnis sampingan ini, Erwin justru bisa memperoleh penghasilan hingga sembilan digit (ratusan juta, red) setiap bulannya. Dan lewat bisnis ini pula ia berkesempatan untuk jalan-jalan ke luar negeri hingga berkali-kali.

Jenjang yang dilewati Ewin di Tahitian Noni normal seperti anggota lainnya. Dengan kerja keras dan jerih payahnya ia memperoleh posisi JADE setelah menghabiskan waktu selama 1,5 tahun. Meski minin informasi serta dukungan dari perusahaan, jaringan bisnis Erwin terus berkembang, sehingga pada Juli 2005 ia mencapai posisi PEARL. Erwin terus melesat. Terbukti pada Juli 2006 ia berhasil meraih posisi Diamond Pearl Elite. Dan pada Juli 2007, Erwin tercata menjadi orang pertama yang menyandang Triple Diamond Pearl dari Indonesia. 

Apa saja yang dilakukan hingga Erwin mampu melesat hingga ke posisi puncak? Dengan nada setengah berkelakar, ia membagi tipsnya. "Rahasia untuk bisa sukses ada dua, yaitu jadilah orang goblok dan orang sinting," ujarnya. Kenapa begitu? Karena merasa dirinya orang goblok, maka orang harus belajar. Seperti Erwin yang awalnya tidak mengerti kenapa Tahitian Noni bisa membantu orang yang terkena diabetes. "Saya bisa ngerti karena saya mau belajar," tambahnya lagi.  

Selanjutnya, jadilah orang sinting. Orang seperti ini tidak peduli dengan lingkungan. Mesti diketawain banyak orang, ia bisa main tabrak saja. Ia berusaha untuk seperti itu. Karena jika terlalu sensitif, ia tidak mungkin bisa melakukan apapun. "Saya pastinya akan malu untuk jualan karena nanti dikira sales yang butuh duit. Tapi saya tidak peduli. Bahkan pada siapapun, baik orang penting maupun orang biasa saya selalu sharing tentang Thitian Noni. Lepas dia mau join atau nggak, yang penting saya sharing aja," jelasnya. Karena Erwin mengaku hanya ingin berbagi informasi tentang manfaat Tahitian Noni yang mungkin ada orang yang mebutuhkannya. Tapi bagi yang ingin berbisnis, ia pun tak menampik akan besarnya peluang bisnis yang ditawarkan. Mau ikutan mencoba? 

Jika ingin mengutip atau menyebarluaskan artikel ini harap mencantumkan sumbernya.s9

Banyak jalan menuju sukses bisnis

Banyak Jalan Menuju Sukses Berbisnis


Banyak Jalan Menuju Sukses Berbisnis

Sebagai jurnalis di Majalah SWA yang hampir tiap minggu bertemu entrepreneur sukses dari skala UKM hingga konglomerat, saya sering ditanya sobat2 dan kawan yang baru merintis bisnis sendiri. "Dari pertemuan dan perkenalan dengan mereka, apa sih sebenarnya rahasia sukses bisnis mereka? Kenapa sih kok mereka itu bisa sukses dan bisnis mereka bisa membesar hingga skala korporasi?".

Terus terang, tidak mudah menjawab pertanyaan seperti ini. Jawabannya bisa puluhan halaman. Tapi kalau kalau saya boleh memberikan beberapa catatan kecil, dari yang saya dapatkan informasinya, bahwa jalan menuju sukses itu bisa berbeda-beda, sesuai pengalaman dan konteks bisnisnya masing-masing. Ada yang mengatakan kunci sukses berbisnis adalah 'menjaga kepercayaan karena dari dipercayalah kemudian muncul trust dari para mitra kita, termasuk pembeli". Biasanya mereka yang mengatakan seperti ini bisnisnya di bidang jasa dan bisnis banyak berurusan dengan klien-klien besar secara B2B. Dua kenalan saya yang satu kontraktor bisnis pertambangan dan satunya pengusaha kurir sama-sama mengatakan 'kunci sukses ialah menyenangkan orang lain dan menjaga hubungan baik". Bisa jadi karena dia banyak pelanggan korporat dan pekerjaan dia harus menservis setiap demand dari klien — dalam artian positif, bukan menyogok.

Sementara kawan yang bisnisnya garmen, fashion, dan consumer good, cenderung mengatakan, "inti sukses berbisnis ialah membangun merek, membangun nama baik di hadapan semua konsumen". Karena itu tahapan tersulit ialah membangun merek dari produk kita agar dikenal konsumen secara luas, diakui sebagai produk yang baik dan dibeli. Pendapat ini tentu saja juga betul, sesuai konteks industri yang digeluti.

Bahkan diantara sesama pengusaha yang bisnisnya sama-sama B2B, atau sama-sama ritel ke mass consumer pun pendapatnya masih bisa berbeda-beda. Karena momentum sukses dari masing-masing orang itu juga beragam. Kalau ada diantara kawan2 yang sudah membaca buku baru terbitan Gramedia "10 PENGUSAHA YG SUKSES MEMBANGUN BISNIS DARI 0" tulisan saya (Sudarmadi), mungkin bisa lihat contoh Pak Roni Lukito, pengusaha tas dari Bandung.

Pak Roni ini punya merek tas yang amat terkenal di Indonesia seperti Exsport, Eiger, Bodypac, dll. Beliau hanya lulusan STM tapi sukses dan punya ribuan karyawan. Nah, saya lihat momentum yang membuat beliau bisa berkembang itu setelah dia diterima sebagai pemasok di Matahari. Untuk bisa diterima sebagai pemasok Matahari ia ditolak 13 kali, tapi terus mencoba dan kemudian setelah 13 kali baru berhasil diterima. Dari sinilah ia mulai mendapatkan 'ruang' untuk membuktikan bahwa produknya memang baik dan digemari konsumen. (Catatan: Pak Roni ini pengusaha sukses yg sangat low profile yang nggak pernah diwawancara media, makanya profilnya nggak pernah kelihatan di media massa. Saya beruntung sekali bisa dipercaya beliau sehingga mau saya profilkan).

Saya lihat, meskipun beliau ini sekarang bisnisnya sudah bermacam-macam, termasuk sukses membangun proyek perumahan mewah di Bandung dan bahkan punya klub pacuan kuda dan segala fasilitas lapangannya, namun momentum yang membuat dia sukses ialah ketika ia diterima sebagai pemasok Matahari saat merintis bisnis tas itu. Karena dari situlah jalannya menjadi lebih lempang dan cepat. Saya kira tugas kawan2 yang ingin sukses membangun usaha sendiri ialah 'menemukan momentum' seperti itu dan kalau sudah ketemu lalu menggenjotnya'. Kalau istilahnya Hermawan Kertajaya, menemukan G-Spot-nya. Kita tidak boleh lelah mencari 'kendaraan' agar bisa menemukan momentum seperti itu.

Tentu saja kita juga harus selalu rendah hati untuk belajar dari banyak orang. Entah kebetulan atau tidak, ternyata sebagain besar pengusaha sukses yang saya temui, juga sangat menyukai bacaan2 baru dan buku2 yang mendorong, seperti biografi mereka2 yang telah terbukti sukses. Mereka rajin menggali inspirasi dari berbagai sumber, baik dari pelakunya langsung atau pihak lain yang tahu seperti para konsultan. Contohnya pengusaha kurir, Pak Budiyanto yang juga diprofilkan di buku '10 Pengusaha Sukses…" ini, ternyata beliau sudah sangat sering membaca profil pengusaha-pengusaha sukses sejak masih mahasiswa D3 UGM. Entah dari buku, majalah, koran, dll. Saya kira pilihan 'suka membaca' seperti itu bisa dimengerti karena bagi kita sendiri mungkin belum tentu bisa ketemu pengusaha besar si A, B, dan C — kalau harus mendengar dia ceramah di sebuah sesi seminar mungkin biayanya diatas Rp 2 juta — namun kita bisa mengakses lebih murah cara2 berpikir dan kiat mereka dari hasil wawancara dengan media tertentu atau buku.

Disini, message-nya, sebenarnya orang sukses itu ialah orang mau berendah hati untuk selalu belajar, bisa dari buku2 bacaan dan media massa, bisa juga dari pembicaraan langsung dengan pengusaha yang telah lebih dulu sukses.

Dan tentu saja juga orang yang selalu berusaha terus-menerus tanpa putus asa. Ibarat batu, sekeras-kerasnya batu kalau tiap hari kena tetesan air, lama-lama akan tergerus juga dan lama-lama batu itu bisa habis. Kita semua ini adalah air yang terus menetes itu. Selama kita tidak pernah lelah untuk 'menetes' maka yakinlah bahwa batu-batu itu akan habis. Dan jangan lupa, dalam setiap mengeluarkan 'tetesan' itu seraya bersyukur dan mengingat Sang Pencipta agar semua tetesan kita diberkahi. Jangan sampai kita sukses berbisnis tapi hati kita gersang kan?…

Semoga usaha kawan2 semua sukses sesuai rencana dan diberkati. Amin.

Salam hormat
Wachidin dikutip dari Sudarmadi (Darma) dikutip dari Milis Inspirasi

Menangguk untung dari bisnis Game Online

GembiNet, Menangguk Untung dari Para Pecandu Game Online 


Permainan game online yang digemari dari segala usia ini, konon punya potensi bisnis mencapai Rp30 miliar. Maka tak heran jika kemudian full internet game atau game center banyak bermunculan dimana-mana. Wiyono

Internet, selain sebagai sarana bertukar data atau mencari informasi juga menjadi ajang hiburan. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat, dari 31 juta pengguna internet, sebanyak 6 juta, aktif menggunakannya untuk mengakses game online. Komunitas gamers ini bisa kita temui di tempat yang sering disebut sebagai game center. Kajian oleh Komite Tetap Informatika Kadin mengungkapkan, 60 persen pengakses game online memanfaatkan fasilitas warnet. Pengunjung bukan hanya dari kalangan anak-anak dan remaja saja, tetapi tidak sedikit pula orang dewasa yang ikut menikmati serunya permainan di dunia maya. Sehingga potensi bisnis dari game online sendiri setiap bulannya mencapai 30 miliar rupiah. 

Fakta di atas menunjukkan kian cerahnya prospek game center yang belakangan kian semarak, baik di kota-kota besar hingga ke pelosok daerah di Indonesia. Salah satu contoh, warnet game center yang populer di kawasan Margonda Raya, Depok, yaitu GembiNET yang dikelola oleh dua orang, Hilmy R. Hasanuddin dan Muhammad Ridwan. Bisnis warnet ini dimulai tahun 2007 lalu dengan konsep full internet game alias game center. 

Dari segi fasilitas, terdapat perbedaan antara warnet biasa dengan game center. Walau keduanya sama-sama bisa online dengan menggunakan internet. Warnet pada umumnya menyediakan kebutuhan para pengguna hanya terbatas untuk chatting, browsing dan downloading. Sementara pada game center butuh spesifikasi komputer yang lebih tinggi, tampilan gambar lebih tajam, kapastitas penyimpanan data lebih besar, serta kecepatan koneksi atau komunikasi data berkecepatan tinggi dan berkapasitas besar. 

"Kalau spek untuk game online sudah tercapai, otomatis untuk browsing biasa juga lebih cepat. Intinya, kalau mau bisnis jangan setengah-setengah. Dari awal speknya memang sudah saya tinggikan. Memang modal berbanding lurus, tetapi pada akhirnya konsumen akan tahu," ujar Hilmy beralasan mengapa lebih menyukai bisnis game center ketimbang warnet. Menurutnya konsumen pasti akan memilih game center, lebih-lebih jika harga sewanya sama. Sebagai gambaran, tarif GembiNet saat ini Rp3.500/jam. 

Selain untuk keperluan browsing atau mencari data, sebenarnya target pasar yang paling menguntungkan adalah komunitas gamers. Di mana pun juga, permainan tentu paling disukai. Pengguna juga bisa tahan di lokasi lebih lama hingga berjam-jam. "Kalau salah satu dihilangkan amat disayangkan, maka saya ambil spek tertinggi," tandasnya.

Ulasan selengkapnya dapat dibaca di Majalah Pengusaha edisi 99/Oktober 2009.

Bisnis Angkringan

Angkringan Ki Asem, Menggeliat Saat Yang Lain Terlelap 


Konsep angkringan yang biasa dijumpai di kota Solo dan Yogya telah dimodifikasi menjadi semi resto meskipun tetap memilih lokasi di pinggiran jalan. Angkringan milik Agus Semedi tersebut, kini bahkan punya sembilan cabang dengan pelanggan beragam dari masyarakat biasa hingga kalangan selebritis. Wiyono

Saat malam beranjak larut, tiba-tiba perut terasa lapar atau ingin mencari jajanan buat sekedar pengganjal perut? Bagi yang pernah tinggal di Yogya, Solo atau Semarang kejadian seperti itu bukan problem serius. Datang saja ke angkringan, maka semuanya bakal tuntas teratasi. Angkringan (di Solo lebih terkenal dengan istilah hik) adalah semacam tempat berjualan makanan berwujud seperti sebuah gerobak dorong yang berisi penuh makanan atau jajanan. Tempat berjualan yang beroperasi dari sore hingga dinihari itu berada di hampir setiap ruas jalan dan gang. 

Terdapat menu utama yang khas, disebut nasi kucing. Ciri khas lain, biasanya penerangan cukup menggunakan lampu minyak serta memanfaatkan temaram lampu-lampu jalanan. Saking populernya, komunitas angkringan terdiri dari lintas kalangan. Sebab meski terkesan kelas pinggiran, pada kenyataannya konsumen yang datang cukup beragam mulai dari para tukang becak, pelajar, mahasiswa, budayawan, karyawan, bahkan eksekutif hingga pejabat.

Belakangan, budaya nongkrong sambil ditemani hidangan model angkringan, tampaknya mulai merebak ke kota-kota lain. Di Jakarta misalnya, Anda mungkin pernah menjumpainya di beberapa tempat. Begitu juga di Bekasi, salah satunya Angkringan Ki Asem (AKA). Angkringan ini sudah beroperasi kurang dalam dua tahun dan telah berkembang menjadi sembilan cabang. 

Bisnis kuliner tersebut didirikan oleh tiga bersaudara. Nama Ki Asem diambil dari nama salah satu pemiliknya yang tertua, yakni singkatan dari Agus Semedi. "Kita suka nongkrong malam, main kartu, ronda. Tetapi ternyata di Bekasi terutama malam-malam, susah cari tempat makanan siap saji yang buka 24 jam. Sementara kalau di Solo, yang kita tuju nasi kucing yang murah-meriah," tutur Sartono, salah seorang pemilik yang mengelola outlet pertama mereka di Komplek Titian Kencana, Bekasi.

Maka, timbullah ide untuk membawa konsep tersebut ke Bekasi. Memang tidak sepenuhnya sama. Karena sekalipun tetap menyandang kata angkringan, AKA telah dimodifikasi menjadi semi resto meski lokasinya tetap berada di pinggir jalan. Di sini pembeli punya tiga pilihan, pesan makanan untuk dibawa pulang, dinikmati sambil duduk berjajar di bangku panjang di depan gerobak dagangan, atau jika ingin merasa lebih nyaman juga telah disediakan beberapa buah meja berkaki rendah. Pembeli boleh makan sambil lesehan atau duduk selonjoran. Bila suka, mereka juga dipersilakan nongkrong hingga berjam-jam atau menunggu sampai tutup sekalian, tanpa takut diusir atau dimarahi pelayan. 

"Kadang di Jakarta, kita duduk agak lama sudah diusir-usir karena tempatnya buat pembeli yang lain. Kalau di sini bebas, mau tiduran juga bisa. Sedangkan kita buka dari jam 3 sore sampai 3 dini hari," tandas pria kelahiran Sukoharjo 36 tahun lalu yang saat ini masih bekerja di sebuah perusahaan otomotif tersebut.

Mirip dengan angkringan pada umumnya, terdapat beragam menu-menu nasi bungkus lengkap, seperti nasi kucing, nasi teri, nasi orek tempe, nasi ayam, serta bakmi. Jajanan pelengkapnya sate usus, sate kikil, sate ampela, sate telur puyuh, goreng-gorengan, tahu bacem, sosis, pisang goreng, pisang owol, dan lain sebagainya, ditambah beragam minuman ringan. Selain teh, kopi, atau es jeruk, minuman yang paling populer adalah susu jahe. Murah-meriah, karena harga makanannya hanya berkisar Rp750-Rp1.500.

Ulasan selengkapnya dapat dibaca di Majalah Pengusaha edisi 99/Oktober 2009.

Selasa, 19 Januari 2010

5 Penyebab Utama Penolakan Membeli Produk

Strategi marketing & Personal selling : 5 penyebab utama penolakan membeli produk



Personal Selling adalah bagian dari Strategi marketing perusahaan yang merupakan langkah konkret dalam membangun penjualan langsung dan bertujuan bertemu dengan masyarakat. Dalam kaitan ini sang sales atau pelaku marketing mempunyai kesempatan untuk secara langsung mengetahui sejauh mana produk atau layanan direspon secara cepat oleh masyarakat entah itu dalam bentuk penolakan atau persetujuan membeli.


Strategi marketing yang perfect tentu sudah membekali tim yang secara langsung dalam proses personal selling dengan antisipasi lapangan dan taktik membujuk yang relevan, sopan dan efektif. Namun masyarakat tetap saja boleh menolak, karena secara umum budaya, kemampuan dalam masyarakat mampu mempengaruhi keputusan

Di bawah ini ada 5 alasan utama kenapa masyarakat menolak produk atau layanan anda:

1. Harga

Harga merupakan faktor penting dalam pengambilan keputusan penolakan sebuah produk. Memang harga bisa dikompromi, secara umum kompromi ada 2, pertama kompromi teradap harga, wujudnya diskon, namun diskon bukanlah faktor utama pelangkap harga. Kedua pola pembayaran, kredit 1. Sd 3 kali atau 1.sd 3 bulan,merupakan bentuk toleransi terhadap harga, dan secara umum kredit 3 bulan dari sisi perusahaan mungkin tidak secara langsung mengurangi harga, namun secara perputaran uang sebenernya menambah beban efektitas perputaran modal, return of investment. Selain harga juga dipengaruhi oleh 4 faktor lainnya

2. Loyalitas pada pemasok lama

KEtika dalam proses penawaran yang bersifat personal selling, maka uji coba produk langsung merupakan langkah yang baik dalam strategi memarketing kanproduk. Karena masyarakat terkadang lebih nyaman dengan pemasok lama yang proses transaksi terbukti dalam sekian waktu. Loyalitas terhadap pemasok lama merupakan tantangan yang nyata saat ini, kecuali barang adalah benar-benara baru dan belum lama diketahui oleh masyarakat. Strategi lain dilapangan berikut kejutan, bahwa anda sebagai pemasok kedua tetap dapat memberikan layanan sebaik pemasok sebelumnya plus bonus yang ditambahkan, bonus tidak harus uang.

3. Tak mampu membuat keputusan

Sales yang paham betul akan kaedah-kaedah personal selling sangat memahami bahwa ketika menawarkan kepada masyarakat sering terjadi penolakan sesaat karena tidak mampunya calon pelanggan untuk memutuskan, untuk itu jangan terlalu memaksa, dan ada kesan mengejar, cobalah dengan mencari tahu kemungkinan pelaung pertemuan kedua, ketiga baik dengan mengkoleksi no hp,email, alamat rumah dan sahabatnya.

4. Faktor Produk yang kurang kompetitif

Banyak produk yang ditawarkan ke masyarakat adalah produk inovasi yang hebat, namun bukan produk yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Produk yang hebat adlah produk yang mampu bersaing saat ini dank an dating, kenapa karena tolak ukur kompetensi barang di era sekarang adalah pembuktian, visualisasi dan penjelasan teknis. Untuk itu jika produk anda masih baru atau belum popular, maka pahamilah kualifikaasi teknis dan speknya, agar dengan memahami 2 hal tersebut mampu jadi alas an untuk membujuk, selain dari fisik barang tersebut. Misal produk obat herbal, bahwa anda paham ganggang di Afrika adalah yang terbaik karena steril dan jauh dari pemukiman,sedang ganggang Indonesia kurang steril. Dari ruang kontroversi itu ketika anda menjual obat dari bahan ganggang,maka sales sudah mempunyai 2 senjata, dan kondisi akan berbeda jika hanya mengetahui bsatu hal yaitu bahwa ganggang Afrika adalah yang terbaik. Produk yang kurang kompetitif, bisa dikamuflase dengan faktor lain yang kompetitif walau itu sekedar informasi tambahan.

5. Tidak menyukai perusahaan, sistem dan penjualnya

Ketika sebuah perusahaan menerapkan strategi marketing dengan memproduksi susu yang berbeda-beda sampai 5 produk susu, maka ketika salah satu produk bermasalah dan terbukti membuat masyarakat resah maka kemungkinan 4 produk lainnya akan memancing respon dari masyarakat, dan bisa saja respon itu negative, takut memkonsumsi 4 lainnya.

Contoh lain, istri saya suka sekali dengan produk herbal tapi paling tidak suka jika membeli lewat rantai MLM karena selain strategi bisnis, strategi marketingnya lewat sistem tertentu, juga penjualnya belum tentu paham betul akan penyakit. Paham tentang produk obat mungkin bisa, namun terhadap penyakit tidak semua bisa mengkorelasikan antara penyakit yang komplek dengan produk yang statis terbukti distributor satu dengan yang lain bisa berbeda rekomendasinya walau hanya untuk satu penyakit yang sama.

Sukses selalu dengan strategi marketing anda.

10 Kendala Bisnis Utama Menurut Penelitian

Kewirausahaan dan Strategi Bisnis: 10 kendala bisnis utama menurut Penelitian

Oleh Ipan Pranashakti. www.ipan.web.id

Kendala bisnis dalam pengembangan dan pertumbuhan usaha kecil secara rata-rata lebih majemuk daripada perusahaan besar dengan jenjang bisnis yang nasional atau internasional. Karena strategi bisnis perusahaan besar telah melampaui masa-masa kedewasaan, baik didapatkan secara alami dalam proses, improvisasi atau menggunakan jasa konsultan bisnis sebagai arahan konsultasi utama.

Dalam sebuah penelitian oleh A McKinsky & Company, 10 kendala bisnis utama dalam pertumbuhan dan pengembangan bisnis antara lain:

1. Tidak terjadinya penjualan

Dapat saya jelaskan bahwa, Banyak UKM yang mencoba bangkit dari usaha yang minim menuju level yyang lebih bak terhambat oleh tidak terjadinya penjualan, atau dengan kata lain penjualan masih tidak menentu dan tidak dapat menyeimbangkan dengan potensi produksi. Sedangkan biaya produksi baik bahan baku, SDM, operasional, biaya teknis (listrik, telp) tetap harus terbayar. Kemampuan menjual berhubungan dengan kualitas produk/layanan, strategi marketing, relationship dan membaca peluang/perubahan pasar.

2. Biaya Awal yang tinggi

Biaya Awal yang tinggi adalah biaya untuk operasional dan perputaran awal. Bisa diartikan bahwa belum ada strategi keuangan dalam pengertian improvisasi anggaran dan belanja. Bisa juga diartikan ketika masih mendirikan usaha pada awalnya tentu menguras dana untuk membeli semua bahan dan penduukngnya, sehingga terkadang wirausahawan baru membli bahan tanpa prediksi untuk jangka waktu yang efektif, karena dalam tahap awal belum tentu ada lonjakan penjualan yang tinggi,

3. Kurangnya keterampilan

Bisnis sebagai roh dari usaha kecil dan menengah sering kali melupakan aspek rekrutmen dan kualifikasi SDM yang jelas,dan lebih kepada merekrut teman sendiri, tetangga, saudar dll. Sehingga kalifikasi prekrutan SDM tanpa standar minimal, yah mungkin standar minimalnya hanya 'mau' dan 'kenal'. Ketrampilan dibutuhkan dari semua lini, mulai dari produksi, efektitas keuangan, pemasaran, SDM, namun dari unsure tersebut kebanyakan kebih kepada keterampilan produksi yang standar, berkualitas nasional/dunia. Jangan salah bahwa membuat tas dari anyamanpun jika diproses dengan pengeringan yang baik dan sterilisasi yang sistemik akan menghasilkan barang yang ketika dieksport tidak akan rusak /cacat sampai ke luar negeri. Cacat bisa dalam bentuk jamur, lecet, lepas partikelnya, steples/baut/kancing karatan dll.

4. Tidak adanya produk yang baru

Produk baru dari sisi teknis maka adalah pruduk sebagai penyempurna dan inovasi. Motor Honda saja terus di sempurnakan walau sudah handal. Apalagi seharusnya produk usah akecil yang rentan dengan pergeseran kebutuhan publik. Produk baru bisa diartikan bahwa perubahan teknologi dan tingkat kemapanan ekonomi mempengaruhi permintaan peningkatan nilai dari sebuah produk. Bisa mengksutom produk lama menjadi baru, bisa menciptkan produk baru yang berbasis pengembangan produk lama atau produk benar-benar baru namun lahir dari tingginya permintaan pasar.

5. Akses ke pendanaan

Kita paham usaha kecil dan wirasuhawan pemula terkadang kurang memahami unsur kewirausahaan dari aspek manajemen cash flow. Bisa juga memahami sistem pembayaran tunda dari pelanggan atau agent. Hal ini sebagai langkah strategis dalam azas bisnis yaitu kerjasama kemitraan dari aspek rantai distribusi, yang terkadang tingginya level distribusi menghambat akses pembayaran. Hal lain, bahwa akses pendanaan juga menjadi kendala dari tingginya permintaan namun kecilnya modal atau modal produksi/modal kerja. Sehingga pengusaha kecil sebaiknya menggunakan rantai distribusi yang pendek dengan jangka pembayaran yang pendek, agar optimalisasi akses pendanan cepat terpenuhi. Faktor lain adalah tidak terpenuhinya aspek pengetahuaan pengajuan kredit, padahal Negara sudah memberikan peluang kreddit dengans syarat lunak dan dibantu akses manajerialnya

6. Keuntungan yang tidak mencukupi

Strategi bisnis yang mendasari sebagin UKM dan wirausahawan masih berorintasi pada kuanitas penjualan. Misal persaingan harga yang sangat jenuh yang terkadang menjadi pemicu penjualan dan pemasaran harga murah. Kejenuhan akan produk sejenis yang ditawarkan semakin tinggi, pilihan semakin beragam, sedangkan daya beli masyarakat menurun, karena masyarakat dipengaruhi kenaikan harga, termasuk biaya pendidikan dll. Demi menarik peminat, terkadang harus menyertakan diskon tinggi, atau dengan kata lain bahwa diskon rate menjadi penentu dari faktor terjualnya barang, padahal biaya produksi justru semakin meningkat. Ini yang terkadang melemahkan usaha menengah dan kecil. Faktor lain tidak dikuasainya strategi bisnis berbasis pemasaran efektif, sehingga banyak pengusaha frustasi karena tempo penjualan yang panjang, maksudnya bahwa kekawatiran dari pedagang atau produsen akan menumpukknya stok karena pemasaran yang tidak baik memacu untuk mengobral stok yang ada, ini mungkin sering terjadi di usaha pemodal terbatas, sehingga dengan harga-harga diskon tersebut menyebabkan keutungan yang minim.

7. Tidak adanya kepercayaan diri

Pernah saya coba menawarkan layanan pembuatan web gratis kepada beberapa UKM di wilayah saya, untuk memacu aspek marketing nya, sehingga mampu mendekatkan kepada pasar dengan peluang yang baik. Apa yang terjadi, penolakan karena tidak percaya diri terhadap usaha yang ada. Saya heran tetapi saya maklum, akhirnya saya sedikit berpikir inilah era teknologi yang bisa dimanfaatkn untuk pengemabangan UKM namun terganjal karena ketidak percaya dirian pelaku-pelaku UKM. Web gratis loh.

Ternyata ketidakpercayaan diri ini juga mempengaruhi pelaku UKM untuk tidak berani mengembangkan diri dalam produknya, takut gagal, takut tidak laku. TErmasuk bahwa merasa tidak mempunyai strategi bisnis yang baik sehingga untuk mengajukan kredit ke BPR atau Bank tidak berani, walaupun peluang sudah ada didekat matapun.

8 . Pemasok yang berbiaya tinggi

Dalam memacu produksi terkadang pengusaha melibatkan banyak upaya dalam penguatan alat, penguatan koneksi dll, namun lupa membangun relationship yang baik dengan pemasok. Dalam rumusan bisnis dan strategi bisnisnya tidak tersirat dengan baik alur strateginya, sehingga terkadang pemasok lebih suka berelasi dengan pengusaha besar yang lebih peduli kepada pemasok, termasuk pembayaran yg lebih jelas waktunya. KEtidakbaikan hubungan dengan pemasok karena kurang strategi pendekatan ini, memacu pemasok untuk tidak bergantung pada satu sisi penampungnya. Apa yang terjadi, ketika tiba-tiba sang pelaku UKM mendapatkan pesanan yang sedikit banyak, harus menggantungkan pemasok, sedangkan pemasok tidak mempunyai ketergantungan pada penampungnya. Dampaknya ada pada harga karena harga bukan harga special relasi, itupun pelaku UKM harus mengambil sendiri bahan dengan sopir dan mobilnya,lembur lagi. Sehingga bisa dikatakan pelaku usaha kecil terkadang tidak bisa berkembang karena faktor manajemen relationship dengan pemasok, ditambah kondisi Indonesia yang harga bahan dasar dan operasional tidak stabil, misal bensin, minyak onderdil, biaya angkut dll. BIaya tinggi di pemasok juga diengaruhi oleh kuantitas pembelian, tentu jika pelaku UKM membeli 100 dose dengan pengusaha besar yang membeli sekaligus 10000dos untuk berbagai cabangnya, harga lebih murah kepada pengusaha besar.

9. Hambatan birokrasi

Temen saya sedang mengembangkan usaha lulur di daerah ringroad timur Yogyakarta, ketika usaha bertambah maju mencoba berdiskusi tentang strategi bisnis dengan saya karena pesanan semakin banyak tapi justru ada ketakutan, yaitu bahwa produk lulur kesehatan harus dengan izin resmi dari POM dan Depkes. Temen saya bingung karena tidak paham betul dengan birokrasi yang ada sehingga saat ini omset sengaja tidak dikembangkan sesuai pasar, karena takut diketahui oleh aparat. Birokrasi seperti ini juga mampu menghambat pelaku UKM, terutama karena ketidaktahuannya, dirasa semua perizinan benar-benar sosok yang menakutkan dna menyulitkan. Secara budaya di Indonesia memang birokrasi apartur pemerintahan terkadang dibuat rumit oleh pelaku bawahannya, agar menimbulkan peluang kolusi yang mengandung rupiah.

10. Suku Bunga tinggi

MInggu ini pemerintah menaikkan suku bunganya, walau dalam koma-koma persen yang kecil. Karena selama ini ketika suku bunga bank tinggi dibarengi dengan kenaikan BBM, tarik listrik dll, pengusaha semakin kesusahan dengan proses cicilan. Begitu juga pelaku UKM yang sedang mengajukan keredit, membayangkan bunga nya saja sudah resah dan kawatir, belum lagi harus membayangkan bunga kredit kendaraan bermotornya. Ini yang harus disikapi pemerintah bersama dengan masyarakat.

Sukses selalu UKM dan pelakunya dengan strategi bisnis yang hebat.

7 Penyebab Kegagalan Bisnis

Kewirausahaan dan strategi bisnis : 7 penyebab kegagalan usaha/bisnis secara rata-rata

Kewirausahaan saat ini menjadi aspek pendukung reformasi bisnis lokal dan nasional yang skala pertumbuhannya mudah meningkat dan mudah menurun, bahkan secara praktikal boleh dikatakan bisa cepat untung dan cepat rugi.

Strategi bisnis dalam menunjang kewirausahaan sangatlah penting mengingat tidak semua wirausaha bisa dijalankan dengan konsep tradisiononal dan natural, seiring perubahan ekonomi, kondisi negara dan teknologi. Contoh perubahan itu, dahulu banyak usaha mikro di bidang cetak foto kilat 10 menit jadi, hampir di setiap lokasi baik kantor dan lembaga pendidikan ada. Terutama ketika musim pendaftaran ajaran baru. Namun apa yang terjadi dalam 2 tahun ini ketika Negara menurunkan pajak-pajak impor untuk yang sebelumnya berstatus pajak barang mewah menjadi barang konsumsi umum (Dari PPnBM mennjadi PPN, maka biaya impor barang-barang cetak mencetak untuk foto semakin murah dan berdampak menjamurnya kepemilikannya, semua berbasis digital. Sehingga pengusaha mikro Cetak Foto kilat dengan lampu petromax bangkrut karena masyarakat lebih memilih penggunaan cetak digital baik dari kamera digital yang praktis kemudian make over foto dengan komputer kemudian cetak dan print pun bisa secara mandiri dan cepat, ditinggal mandipun cetak foto 50 buah bisa selesai. Semua ini berkaitan dengan pemahaman, kuangan, prediksi dan teknologi.

Berikut ada 7 hal yang penyebab kegagalan usaha/bisnis secara umum;

1.Kurangnya Pemahaman Usaha dan tempat usaha

Memahami secara kontekstual dan strategi bukan saja bagaimana produk itu mempunyai nilai tambah dan dibuat. Namun perlunya pemahaman akan kebutuhan masyarakat akan produk tersebut, baik secara frekuensi, kuantitas, bentuk/jenis dan kualitasnya. Pemahaman usaha juga berkaitan terhadap sarana dan prasarana misal lokasi usaha, info usaha, kondisi kelengkapan usaha. Misal saya ambil contoh, seorang ibu yang pandai sekali memasak belum tentu berhasil dalam usaha rumah makan karena bisnis tidak saja tentang pemahaman proses produksi saja. Misal lagi, tempat usaha yang disewa ratusan juta belum tentu akan membawa keberhasilan usaha, jika tidak mempunyai kedekatan pasar dan kemudahan akses (akses berbasis jangkauan fisik dan teknologi). Kedekatan lokasi dengan sumber bahan baku/sumber produksi juga menjadi bagian penting karena dapat mengefisiensikan biaya transportasi dan produksi.

2. Kurangnya pengalaman dan strategi pemasaran

Kewirausahaan dalam kontek usaha masyarakat, tetap perlu ada pengalaman usaha. Kalo sekiranya pemodal dan pemilik belum pengalaman maka belilah orang untuk dijadikan staf atau patner usaha, baik secara aktif maupun konsultan. Pengalaman berhubungan dengan bagaimana menjual, kepada siapa menjual, mengikat pelanggan, menangkap reaksi pelanggan dll.

Secara umum masyarakat perilaku kewirausahaan, mampu dan giat dalam produksi, baik dalam usaha kerajinan, makanan, layanan jasa dan lain-lain namun tidak mempunyai kekuatan dan metode dan konsep pemasaran yang sistematis, ketika hari ini cukup laku maka tidak memperhitungkan kemungkinan bulan yang akan datang bahkan tahun-tahun mendatang. Saya coba pernah terlibat dalam penjauan beberapa UKM, rata-rata tidak mempunyai rencana pemasaran, bahkan rencana usaha atau bisnis plan tidak punya, sehingga rencana peningkatan usaha juga tidak bisa dijadwalkan dan dipacu untuk dicapai.

Pemasaran yang diterapkan masih tradisional dan rentan terhadap perebutan pelanggan oleh pesaing. Tidak ada usaha untuk membangun loyalitas dan fanatisme. BIsakah usaha mikro membangun fanatisme? Sangat bisa, ketika saya menambal ban kendaraan yang bocor saya memilih satu tukang tambal ban dari 3 yang ada di sekitar saya, karena memang kualitas alat pembakar yang menghasilan tambalan yang bagus dan sosoknya pun yang komunikatif, menghargai dan rela mengulang dan dikritik bila kurang sempurna hasilnya.

3. Kurangnya pemahaman dalam pengadaan dan pemeliharaan bahan baku dan sarana.

Pengadaaan bahan baku tidak serta merta sepreti logika membeli bahan baku cabe, daging dalam rumaha makan atau logika semen, besi dalam usaha bangunan, tetapi lebih kepada bagaimana bahan baku diperlakukan. Banyak pebisnis yang baru membuka usaha membeli bahan baku sebanyak mungkin namun tidak dengan pemahaman bagaimana bahan baku dipelihara, serta pemahaman frekuensi penggunaan bahan baku harian, mingguan dan permintaan masyarakat .Contoh lain lagi, pemahaman sarana, banyak pengusaha dalam bidang digital printing membeli alat jutaan bahkan ratusan juga impor, namun tidak paham bagaimana memelihara dan antisipasi hariannya secara rutin dan strategis, sehingga keseringan rusak menimbulkan ketergantungan teknisi dari luar kota dan luar negeri, membuat usaha macet ketika alat rusak. Sehingga banyak order yang di batalkan, pelanggan pun lari. Padahal ada beberapa penyedia sarana digital printing yang memberikan layanan garansi secara pasti sampai ke mendatangkan teknisinya dari China sana, walau harga lebih mahal, ini semua hasil studi kasus di pebisnis digital printing di Yogya.

4. Kurang nya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan

Kebijakan dalam menentukan keputusan strategi ber wirausaha hendaknya tidak mengandalkan dari insting dan naluri saja. Namun histori dalam catatan administrasi perlu di jadikan modal dalam menentukan keputusan. Kebijakan/Keputusan berbasisis data. Begitu juga dalam hal keuangan, banyak kasus usaha yang dirintis tidak mempunyai kekuatan data keuangan yang baik, sehingga pemilik tidak paham akan pendapatan rutin bulanan, tidak bisa mengkorelasi antara pendapatan, penjualan dan penggunaan bahan baku. Sehingga kemungkinan penyalahgunaan di tingkat bawah bisa dijalankan tanpa diketahui.

5. Kurangnya kehandalan pengelolaan modal dan kendali kredit

Wirausaha-wan yang baik memahami modal tidak saja uang. Sehingga kredit yang membabi buta ke bank-bank bukan salah satu solusi tunggal, apalagi mengambil kredit maksimal dari plafon jaminannya, yang tidak diperhitungkan dari kebutuhan operasional. Pengusaha mikro banyak menjadi kan kredit sebagai expansi produksi dan pra investasi. Tidak akurasi dalam memperhitungkan kebutuhan suntikan modal dengan kemampuan bayar bulanan dan skala likuditas nya. Likuiditasnya misal apakah pelanggan anda selalu cash membayar atau menunda-nunda pembayaran. Dengan kata lain, ketika anda memgajukan kredit ke bank, tentu andapun juga harus hati-hati dalam memberikan kredit atau pending payment kepada pelanggan anda, pilah-pilah mana yang tertib dan tidak,lali tentukan sikap skala prioritasnya.

Pemodalan yang semu dan tidak terpisah dengan kepentingan/kebutuhan pribadi juga menjadi awal kegagalan usaha, penarikan dana dari perusahaan/toko terlalu sering dan cepat namun tidak memperhitungkan dengan arus pembayaran dan pendapatan perusahaan/toko/usaha.

6. Kurangnya kehandalan SDM yang berwawasan wirausaha

Wirausahawan yang sejati tidak serta merta menjadikan seluruh keluarganya adalan staf dari perusahaan/toko/usahanya. Kenapa? Karena hubungan yang terlalu cair dalam keluarga dapat menghilangkan kinerja fungsi stuktural yang seharusnya. Misal harusnya pimpinan berhak menegur proses pengelolaan pengadaaan barang yang sesuai standar, namun karena staf yang bertanggungjawab adalah adik ipar, maka segan untuk menegur, dan beranggapan bahwa nanti tentu akan berubah. SDM yang berwawasan wirausaha maka akan membentuk jiwa yang kokoh, karena beranggapan bahwa selain dia staf namun juga sosok yang yakin bahwa dengan sukses di bidangnya maka dia terlah berhasil sebagai wirausaha wan layaknya pemilik usaha, walau hanya dalam area kerjanya, seakan-akan bekerja sukses juga kepuasan pribadi dan teamwork. Sehingga staf mempunyai daya tahan terhadap masalah yang timbul, karena beranggapan bahwa masalah adalah bagian dari proses berwirausaha. Caranya, jangan jadikan staf anda seorang robot yang harus turut pada perintah namun juga diberikan tantangan untuk analisa perbaikan, dan ada reward periodik, inilah hal yang tidak dilakukan penguasana secara umum, dan salah satu kegagalan dalam skop SDM. Memasukkan nilai kewirausahaan menyatu dalam motivasi kerja bawahan bukan hal yang mudah, tetapi jika anda memberikan tantangan dan standar pencapaian per unit, maka itu salah satu bentuk pendidikannya, tinggal metode harmonisasiny antara divisi.

KEkurangan dalam menentukan kualifikasi staf dalam rekrutmen merupakan sebagian penyebab kegagalan dalam usaha peningkatan keberlangsungan usaha. Sehingga perencaaan usaha yang baik selalu menyiapkan kriteria SDM masing-masing divisi baru melakukan rekrutmen. Jangan terbalik.

7. Kekurangan pemahaman perubahan teknologi

Dalam awal tulisan ini disinggung masalah seorang pengusaha individu bidang Cetak Foto Kilat, secara logika pengusaha Cetak Kilat 10 menit tad harusnya i langsung bermigrasi ke bisnis cetak berbasis digital ketika ada perubahan teknologi cetak foto, namun karena justru banyak keterbatasan pemahaman teknologi maka pelarian usaha justru keluar dari bisang usaha sebelumnya. PEmahaman teknolgi bagi SDM tidak serta merta harus berkaitan dengan computer dan internet, namun juga berdasar kemudahan dari dampak teknologi yang ada, misal mengulek sambel dari cobek beralih dengan blender, dari penghangat nasi dengan kompor beralih ke magic jar. Sekarang kalo dalam bidang cetak mencetak, yang dahulunya dengan mesin cetak warna yang mahal sekarang cukup dengan yang portable dan print namun tetap dengan kualitas handal.

Kegagalan usaha pemahaman teknologi ini tidak semata karena pemahaman pembelian namun juga pemeliharaan, misal banyak data keuangan, data nasabah yang hilang karena virus, atau ketidakmampuan staf dalam melindungi data file konsumen sehingga ada pesaing yang bisa mengambil melalui salah satu stafnya yang hendak kena PHK atau pindah, sehingga data-data dengan mudah digunakan oleh pesaing.

Teknologi juga berkaitan dengan prediksi kehandalan perangkat yang digunakan saat ini agar tetap survive dalam 5 s.d 15 tahun mendatang. serta hendaknya SDM harus mau belajar setiap saat untuk mengikuti perkembangan teknologi.

Teknologi juga berakitan dengan keberhasilan pemasaran baik dalam mendesain grafis, pubklikasi profil dalam cd, membuat website atau blog gratis. Jangan berpikir bahwa usaha kecil pun tidak perlu website, karena beberapa waktu lalu saya mendesain sistem sebuah web untuk promosi kecil usaha jahit baju, saat ini order dari beberapa kota hasil promosi di website sudah mulai berdatangan. Yang penting unik, entah harga, hasil, pengguna dan nuansa.

Sukses selalu

7 Penyebab Kegagalan Usaha/ Bisnis

Kewirausahaan dan strategi bisnis : 7 penyebab kegagalan usaha/bisnis secara rata-rata

Kewirausahaan saat ini menjadi aspek pendukung reformasi bisnis lokal dan nasional yang skala pertumbuhannya mudah meningkat dan mudah menurun, bahkan secara praktikal boleh dikatakan bisa cepat untung dan cepat rugi.

Strategi bisnis dalam menunjang kewirausahaan sangatlah penting mengingat tidak semua wirausaha bisa dijalankan dengan konsep tradisiononal dan natural, seiring perubahan ekonomi, kondisi negara dan teknologi. Contoh perubahan itu, dahulu banyak usaha mikro di bidang cetak foto kilat 10 menit jadi, hampir di setiap lokasi baik kantor dan lembaga pendidikan ada. Terutama ketika musim pendaftaran ajaran baru. Namun apa yang terjadi dalam 2 tahun ini ketika Negara menurunkan pajak-pajak impor untuk yang sebelumnya berstatus pajak barang mewah menjadi barang konsumsi umum (Dari PPnBM mennjadi PPN, maka biaya impor barang-barang cetak mencetak untuk foto semakin murah dan berdampak menjamurnya kepemilikannya, semua berbasis digital. Sehingga pengusaha mikro Cetak Foto kilat dengan lampu petromax bangkrut karena masyarakat lebih memilih penggunaan cetak digital baik dari kamera digital yang praktis kemudian make over foto dengan komputer kemudian cetak dan print pun bisa secara mandiri dan cepat, ditinggal mandipun cetak foto 50 buah bisa selesai. Semua ini berkaitan dengan pemahaman, kuangan, prediksi dan teknologi.

Berikut ada 7 hal yang penyebab kegagalan usaha/bisnis secara umum;

1.Kurangnya Pemahaman Usaha dan tempat usaha

Memahami secara kontekstual dan strategi bukan saja bagaimana produk itu mempunyai nilai tambah dan dibuat. Namun perlunya pemahaman akan kebutuhan masyarakat akan produk tersebut, baik secara frekuensi, kuantitas, bentuk/jenis dan kualitasnya. Pemahaman usaha juga berkaitan terhadap sarana dan prasarana misal lokasi usaha, info usaha, kondisi kelengkapan usaha. Misal saya ambil contoh, seorang ibu yang pandai sekali memasak belum tentu berhasil dalam usaha rumah makan karena bisnis tidak saja tentang pemahaman proses produksi saja. Misal lagi, tempat usaha yang disewa ratusan juta belum tentu akan membawa keberhasilan usaha, jika tidak mempunyai kedekatan pasar dan kemudahan akses (akses berbasis jangkauan fisik dan teknologi). Kedekatan lokasi dengan sumber bahan baku/sumber produksi juga menjadi bagian penting karena dapat mengefisiensikan biaya transportasi dan produksi.

2. Kurangnya pengalaman dan strategi pemasaran

Kewirausahaan dalam kontek usaha masyarakat, tetap perlu ada pengalaman usaha. Kalo sekiranya pemodal dan pemilik belum pengalaman maka belilah orang untuk dijadikan staf atau patner usaha, baik secara aktif maupun konsultan. Pengalaman berhubungan dengan bagaimana menjual, kepada siapa menjual, mengikat pelanggan, menangkap reaksi pelanggan dll.

Secara umum masyarakat perilaku kewirausahaan, mampu dan giat dalam produksi, baik dalam usaha kerajinan, makanan, layanan jasa dan lain-lain namun tidak mempunyai kekuatan dan metode dan konsep pemasaran yang sistematis, ketika hari ini cukup laku maka tidak memperhitungkan kemungkinan bulan yang akan datang bahkan tahun-tahun mendatang. Saya coba pernah terlibat dalam penjauan beberapa UKM, rata-rata tidak mempunyai rencana pemasaran, bahkan rencana usaha atau bisnis plan tidak punya, sehingga rencana peningkatan usaha juga tidak bisa dijadwalkan dan dipacu untuk dicapai.

Pemasaran yang diterapkan masih tradisional dan rentan terhadap perebutan pelanggan oleh pesaing. Tidak ada usaha untuk membangun loyalitas dan fanatisme. BIsakah usaha mikro membangun fanatisme? Sangat bisa, ketika saya menambal ban kendaraan yang bocor saya memilih satu tukang tambal ban dari 3 yang ada di sekitar saya, karena memang kualitas alat pembakar yang menghasilan tambalan yang bagus dan sosoknya pun yang komunikatif, menghargai dan rela mengulang dan dikritik bila kurang sempurna hasilnya.

3. Kurangnya pemahaman dalam pengadaan dan pemeliharaan bahan baku dan sarana.

Pengadaaan bahan baku tidak serta merta sepreti logika membeli bahan baku cabe, daging dalam rumaha makan atau logika semen, besi dalam usaha bangunan, tetapi lebih kepada bagaimana bahan baku diperlakukan. Banyak pebisnis yang baru membuka usaha membeli bahan baku sebanyak mungkin namun tidak dengan pemahaman bagaimana bahan baku dipelihara, serta pemahaman frekuensi penggunaan bahan baku harian, mingguan dan permintaan masyarakat .Contoh lain lagi, pemahaman sarana, banyak pengusaha dalam bidang digital printing membeli alat jutaan bahkan ratusan juga impor, namun tidak paham bagaimana memelihara dan antisipasi hariannya secara rutin dan strategis, sehingga keseringan rusak menimbulkan ketergantungan teknisi dari luar kota dan luar negeri, membuat usaha macet ketika alat rusak. Sehingga banyak order yang di batalkan, pelanggan pun lari. Padahal ada beberapa penyedia sarana digital printing yang memberikan layanan garansi secara pasti sampai ke mendatangkan teknisinya dari China sana, walau harga lebih mahal, ini semua hasil studi kasus di pebisnis digital printing di Yogya.

4. Kurang nya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan

Kebijakan dalam menentukan keputusan strategi ber wirausaha hendaknya tidak mengandalkan dari insting dan naluri saja. Namun histori dalam catatan administrasi perlu di jadikan modal dalam menentukan keputusan. Kebijakan/Keputusan berbasisis data. Begitu juga dalam hal keuangan, banyak kasus usaha yang dirintis tidak mempunyai kekuatan data keuangan yang baik, sehingga pemilik tidak paham akan pendapatan rutin bulanan, tidak bisa mengkorelasi antara pendapatan, penjualan dan penggunaan bahan baku. Sehingga kemungkinan penyalahgunaan di tingkat bawah bisa dijalankan tanpa diketahui.

5. Kurangnya kehandalan pengelolaan modal dan kendali kredit

Wirausaha-wan yang baik memahami modal tidak saja uang. Sehingga kredit yang membabi buta ke bank-bank bukan salah satu solusi tunggal, apalagi mengambil kredit maksimal dari plafon jaminannya, yang tidak diperhitungkan dari kebutuhan operasional. Pengusaha mikro banyak menjadi kan kredit sebagai expansi produksi dan pra investasi. Tidak akurasi dalam memperhitungkan kebutuhan suntikan modal dengan kemampuan bayar bulanan dan skala likuditas nya. Likuiditasnya misal apakah pelanggan anda selalu cash membayar atau menunda-nunda pembayaran. Dengan kata lain, ketika anda memgajukan kredit ke bank, tentu andapun juga harus hati-hati dalam memberikan kredit atau pending payment kepada pelanggan anda, pilah-pilah mana yang tertib dan tidak,lali tentukan sikap skala prioritasnya.

Pemodalan yang semu dan tidak terpisah dengan kepentingan/kebutuhan pribadi juga menjadi awal kegagalan usaha, penarikan dana dari perusahaan/toko terlalu sering dan cepat namun tidak memperhitungkan dengan arus pembayaran dan pendapatan perusahaan/toko/usaha.

6. Kurangnya kehandalan SDM yang berwawasan wirausaha

Wirausahawan yang sejati tidak serta merta menjadikan seluruh keluarganya adalan staf dari perusahaan/toko/usahanya. Kenapa? Karena hubungan yang terlalu cair dalam keluarga dapat menghilangkan kinerja fungsi stuktural yang seharusnya. Misal harusnya pimpinan berhak menegur proses pengelolaan pengadaaan barang yang sesuai standar, namun karena staf yang bertanggungjawab adalah adik ipar, maka segan untuk menegur, dan beranggapan bahwa nanti tentu akan berubah. SDM yang berwawasan wirausaha maka akan membentuk jiwa yang kokoh, karena beranggapan bahwa selain dia staf namun juga sosok yang yakin bahwa dengan sukses di bidangnya maka dia terlah berhasil sebagai wirausaha wan layaknya pemilik usaha, walau hanya dalam area kerjanya, seakan-akan bekerja sukses juga kepuasan pribadi dan teamwork. Sehingga staf mempunyai daya tahan terhadap masalah yang timbul, karena beranggapan bahwa masalah adalah bagian dari proses berwirausaha. Caranya, jangan jadikan staf anda seorang robot yang harus turut pada perintah namun juga diberikan tantangan untuk analisa perbaikan, dan ada reward periodik, inilah hal yang tidak dilakukan penguasana secara umum, dan salah satu kegagalan dalam skop SDM. Memasukkan nilai kewirausahaan menyatu dalam motivasi kerja bawahan bukan hal yang mudah, tetapi jika anda memberikan tantangan dan standar pencapaian per unit, maka itu salah satu bentuk pendidikannya, tinggal metode harmonisasiny antara divisi.

KEkurangan dalam menentukan kualifikasi staf dalam rekrutmen merupakan sebagian penyebab kegagalan dalam usaha peningkatan keberlangsungan usaha. Sehingga perencaaan usaha yang baik selalu menyiapkan kriteria SDM masing-masing divisi baru melakukan rekrutmen. Jangan terbalik.

7. Kekurangan pemahaman perubahan teknologi

Dalam awal tulisan ini disinggung masalah seorang pengusaha individu bidang Cetak Foto Kilat, secara logika pengusaha Cetak Kilat 10 menit tad harusnya i langsung bermigrasi ke bisnis cetak berbasis digital ketika ada perubahan teknologi cetak foto, namun karena justru banyak keterbatasan pemahaman teknologi maka pelarian usaha justru keluar dari bisang usaha sebelumnya. PEmahaman teknolgi bagi SDM tidak serta merta harus berkaitan dengan computer dan internet, namun juga berdasar kemudahan dari dampak teknologi yang ada, misal mengulek sambel dari cobek beralih dengan blender, dari penghangat nasi dengan kompor beralih ke magic jar. Sekarang kalo dalam bidang cetak mencetak, yang dahulunya dengan mesin cetak warna yang mahal sekarang cukup dengan yang portable dan print namun tetap dengan kualitas handal.

Kegagalan usaha pemahaman teknologi ini tidak semata karena pemahaman pembelian namun juga pemeliharaan, misal banyak data keuangan, data nasabah yang hilang karena virus, atau ketidakmampuan staf dalam melindungi data file konsumen sehingga ada pesaing yang bisa mengambil melalui salah satu stafnya yang hendak kena PHK atau pindah, sehingga data-data dengan mudah digunakan oleh pesaing.

Teknologi juga berkaitan dengan prediksi kehandalan perangkat yang digunakan saat ini agar tetap survive dalam 5 s.d 15 tahun mendatang. serta hendaknya SDM harus mau belajar setiap saat untuk mengikuti perkembangan teknologi.

Teknologi juga berakitan dengan keberhasilan pemasaran baik dalam mendesain grafis, pubklikasi profil dalam cd, membuat website atau blog gratis. Jangan berpikir bahwa usaha kecil pun tidak perlu website, karena beberapa waktu lalu saya mendesain sistem sebuah web untuk promosi kecil usaha jahit baju, saat ini order dari beberapa kota hasil promosi di website sudah mulai berdatangan. Yang penting unik, entah harga, hasil, pengguna dan nuansa.

Sukses selalu

Ipan Pranashakti KIP

 
 

 
Tulisan berkualitas lainnya : 
Kewirausahaan dan Strategi Bisnis: 10 kendala bisnis utama menurut Penelitian 
Kewirausahaan dan Strategi Marketing : 5 Cara Memasarkan usaha baru secara ringan tanpa konsep yang rumit
Strategi Bisnis dan Kewirausahaan : 5 kiat jitu memotivasi karyawan atau bawahan
Strategi Bisnis dan Kewirausahaan : Sukses Bisnis dengan menguatkan "Nilai" Layanan dengan 3 cara
Strategi Bisnis dan Strategi Marketing : Fokus kepada pelanggan, sebuah misi terbaik untuk sukses bisnis
Kewirausahaan dan Strategi Bisnis : Arti penting sebuah logo merek usaha
Strategi Bisnis Toko Online : Pentingnya mengkoneksikan Produk yg dijual di Toko Online dengan domain 
Strategi Bisnis dan strategi marketing : Manfaat pameran yang vital bagi usaha
Strategi marketing : Sukses bisnis dengan membangkitkan sikap sukarela masyarakat/pelanggan 
Strategi marketing & Personal selling : 5 penyebab utama penolakan membeli produk

Minggu, 17 Januari 2010

Contoh Proposal Usaha Makanan

CONTOH PROPOSAL USAHA MAKANAN

A.Pendahuluan

Latar belakang
Pada saat ini banyak orang yang ingin membuat acara atau kegiatan secara simpel dan efisien. Contohnya dalam hal penyiapan makanan dan hidangan. Biasanya mereka lebih memilih untuk memesan makanan daripada membuatnya sendiri dengan alasan pertimbangan waktu dan tenaga walaupun memang sedikit mahal. Dari pemikiran inilah kami mempunyai ide untuk membuat bisnis katering makanan.
Dalam memulai usaha dalam bidang apapun, maka yang pertama kali harus diketahui adalah peluang pasar dan bagaimanan menggaet order.. Bagaimana peluang pasar yang hendak kita masuki dalam bisnis kita dan bagaimana cara memperoleh order tersebut. Yang kedua adalah kita harus mampu menganalisa keunggulan dan kelemahan pesaing kita dan sejauh mana kemampuan kita untuk bersaing dengan mereka baik dari sisi harga, pelayanan maupun kualitas. Yang ketiga adalah persiapkan mental dan keberanian memulai. Singkirkan hambatan psikologis rasa malu, takut gagal dan perang batin antara berkeinginan dan keraguan. Jangan lupa harus siap menghadapi resiko, dimana resiko bisnis adalah untung atau rugi. Semakin besar untungnya maka resikonya pun semakin besar. Yang terpenting adalah berani mencoba dan memulai. Lebih baik mencoba tetapi gagal daripada gagal mencoba.
A. Aspek manajemen
Bisnis ini dimiliki bersama dengan sistem bagi modal
Bisnis ini dikelola secara bersama-sama dan tiap orang mempunyai tugas masing-masing, misalkan dari 5 orang
3 orang bertugas membuat masakan dan penyajiannya
2 orang bertugas mencari bahan masakan, mengantar pesanan dan melakukan perekrutan tenaga kerja apabila membutuhkan.



B. Aspek Pemasaran
a) Target Pasar
yang merupakan kunci penting untuk diperhatikan. Sudah menjadi kelaziman bahwa usaha katering bekerja berdasarkan pesanan. Kegiatan produksi dimulai apabila telah pesanan telah diterima. Maka, tanpa pesanan, kegiatan produksi perusahaan katering tidak bekerja. Yang bekerja sepanjang tahun atau selama bisnis itu hidup adalah pemasaran, keuangan dan administrasi.
Target pasar adalah seluruh kalangan masyarakat yang ingin berefisien waktu dan tenaga.
Pesaing kita dari perusahaan katering lainnya
b) Konsep pemasaran
terdiri dari 4 elemen (Price+Place+Promotion). UNTUK PRODUK, Anda mesti mensurvai para pesaing-pesaing Anda. Misalnya saja, menentukan apa, 10 menu terpopuler untuk katering di tempat anda. Nah, khusus, ke 10 menu itu, Anda mutlak menguasainya. Langkah berikutnya, bertanya kepada diri kita sendiri untuk maju selangkah lebih maju. Misalnya, dengan melakukan inovasi. Mampukah kita menciptakan hal-hal yang baru dengan 10 menu populer itu. Contoh, bagaimana caranya membuat nasi goreng kita beda dan terlihat lebih unik serta kalau bisa catering murah.
c) Produk dan penetapan Harga
Untuk menetapkan harga kita perlu melakukan riset dan membandingkannya dengan strategi harga Anda. Tidak jarang harga kita terlalu mahal karena sistem produksi yang salah dan tidak efektif. Anda perlu misalnya mencari suplier yang mampu mensuplai bahan baku dengan harga yang benar-benar murah, sehingga bisa menghasilkan katering murah. Atau Anda menggunakan kompor yang boros. Bahkan bisa saja komponenen menu Anda yang salah. Di sini Anda perlu melakukan percobaan berkali-kali sampai menemukan formula yang pas dan bisa bersaing dengan catering murah lainnya.

C0NTOH DAFTAR MENU NASI KOTAK
NASI KUNING
Nasi kuning
Mie
Kering tempe
Ayam goreng
Perkedel
Krupuk udang
Rp. 7.500,-
NASI PUTIH/URAP
Nasi Putih
Urap – urap
Trancaman
Ayam bumbu rujak
Rempeyek
Rp. 7.500,-
Dan lain-lain tergantung makanan yang dipesan
Berbagai masakan yang disesuaikan dengan pesanan
d) Distribusi dan Promosi
Bisnis katering adalah bisnis kepercayaan dan "rasa". Untuk membuka pasar kita bisa memulai dari acara-acara hajatan keluarga sendiri yang kita kelola sendiri kateringnya dan di setiap meja penyajian kita tempelkan nama katering kita sebagai tanda pengenal dan promosi. Akan lebih baik jika kita sudah menyediakan brosur dan kartu nama. Jika kita bisa mengelola pelayanan katering di hajatan keluarga dengan baik maka semua kenalan dan relasi akan mengetahui kemampuan kita. Untuk mengetahui kualitas dan nikmatnya masakan kita bisa memulai dengan memasak dan menyajikan berbagai menu dalam setiap acara arisan keluarga, RT atau perkumpulan yang kita ikuti dan dengarkan dna minta komentar tamu kita. Dari sini kepercayaan kepada anda akan muncul dan akan tersebar dari mulut ke mulut ini terkadang lebih efektif dibandingkan kita menyebar brosur dan beriklan tanpa pernah kita menunjukkan kemampuan kita di sebuah acara. Dalam bisnis yang utama dalah kesinambungan order maka untuk memperoleh order konsep pemasaran yang lebih komprehensif perlu difikirkan. Penawaran door to door di instansi-instansi pemerintah juga bisa dilakukan. Di awal Anda membuka usaha, buatlah promosi. Salah satu caranya adalah dengan menawarkan harga miring untuk setiap pemesanan dan Jangan pelit/segan memberikan sample masakan/mengundang makan orang-orang yang memiliki kuasa untuk mengambil keputusan di sebuah perusahaan/intansi..

C. Aspek Operasional
Masalah-masalah teknis yang menyangkut seluk beluk pekerjaan perlu dipersiapkan rapi. Mulai menghitung kemampuan diri, keterampilan yang dimiliki yang menyangkut bidang pekerjaan itu. Misalnya untuk usaha katering, paling tidak yang dibutuhkan adalah mengerti tentang masakan--syukur-syukur bila Anda pandai memasak, dan lebih baik lagi bila Anda adalah seorang ahli memasak. Untuk menjadi pengusaha katering tidak harus menjadi ahli masak dulu, tapi yang terpenting adalah mampu mengelola usaha itu, sementara untuk tenaga ahli yang bisa memasak, Anda bisa melakukan prekrutan.
Telah di jabarkan di atas bahwa katering ini dikelola bersama-sama dan tiap orang punya tugas masing-masing
Cara penjaminan mutu dengan cara kita hanya akan berproduksi setelah mendapatkan pesanan jadi masakan dijamin masih segar.
Lokasi bisnis ini di jalankan ditempat keramaian. Misalnya di kantor-kantor, dekat dengan lembaga pendidikan dan mudah dijangkau semua orang.

D. Kiat-Kiat Pengelolaan Usaha Katering
Apa yang menjadi kunci sukses bisnis katering ini?
Punya Visi
Sederhana sebenarnya. Setiap orang yang ingin menjadi pengusaha apa pun jenisnya, perlu memiliki visi. Tidak usah muluk-muluk. Tapi mutlak ada. Ingatlah, bisnis itu mirip dengan bayi. Sekali saja ia dilahirkan maka tanggung jawab kitalah untuk mendidik dan membesarkannya hingga dewasa. Tidak bisa asal saja. Dan kalau sudah tidak suka dan banyak problem lalu main ditinggal saja. Bayi perlu persiapan yang banyak. Harus ada cinta dan kasih misalnya. Bisnis juga demikian. Itu sebabnya bisnis yang langgeng seringkali datang dari hobi kita sehari-hari. Karena hobi, dan sesuatu yang kita sukai, semangat dan minat kita akan selalu besar. Ini faktor yang penting sekali.
Rencana Matang
Rencana usaha diperlukan untuk perlindungan bisnis kita. Kita perlu memiliki wawasan yang luas, dan tiap masalah minimal telah kita periksa. Misalnya dalam paket catering pernikahan atau katering ulang tahun masalahnya apa saja. Mulai dari masalah produksi, staf, produknya (menu), pemasaran, logistik ,dan promosi, semuanya harus masuk "check-list". Hal ini untuk menghindarkan situasi yang "chaos"(tumpang-tindih, RED), dan manajemen tambal sulam di masa mendatang. Anda tidak perlu membuat rencana kerja setebal 100 halaman misalnya, tapi cukup 2 halaman saja. Namun segala aspek dari bisnis katering telah Anda pikirkan.
E. Aspek Keuangan
Pada aspek keuangan ini, bisnis kami mendapat modal dari bagi modal yang terdiri dari 5 orang, per orangnya mengeluarkan modal Rp 1.000.000,00. Jadi Modal awal kita sebesar Rp 5.000.000,00. Berikut ini kita tampilkan proyeksi keuangan kita dalam 1 bulan.
Proyeksi Keuangan 1 bulan

1. Kas Rp 5.000.000,00
Modal Rp 5.000.000,00
(Setoran untuk modal awal)
2. Perlengkapan Rp 1.000.000,00
Kas Rp 1.000.000,00
(Pembelian Perlengkapan)
3. Peralatan Rp 500.000,00
Kas Rp 500.000,00
(Pembelian Peralatan)
Proyeksi Penjualan dalam 1 bulan

Minimal mendapat 4 kali pesanan
2 x Partai Besar (Minimal 200 Porsi @ Rp 7.500,00)
2 x (200 Porsi x Rp 7.500,00) = Rp 3.000.000,00
2 x Partai Kecil (Minimal 50 Porsi @ Rp 8.000,00)
2 x (50 Porsi x Rp 8.000,00) = Rp 800.000,00 +
Perkiraan Pendapatan minimal 1 bulan Rp 3.800.000,00


Jurnal Transaksi dalam 1 bulan

1. Biaya Angkut (4 @ Rp 50.000,00) Rp 200.000,00
Kas Rp 200.000,00
2. Biaya Tenaga Kerja (5 orang @ Rp 50.000,00 x 4 Pesanan)
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.000.000,00
Kas Rp 1.000.000 ,00
3. Biaya Bahan Baku(@ Rp 4.000,00).
Rp 4.000,00 x 500 Porsi = Rp 2.000.000,00
Biaya Bahan Baku Rp 2.000.000,00
Kas Rp 2.000.000,00

Laporan Laba /Rugi dalam 1 Bulan

Pendapatan
Porsi Besar 2 x(200 Porsi x Rp 7.500,00) =Rp 3.000.000,00
Porsi Kecil 2 x (50 Porsi x Rp 8.000,00) =Rp 800.000,00 +
Rp 3.800.000,00
Biaya-biaya
Biaya Angkut Rp 200.000,00
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.000.000,00
Biaya Bahan Baku Rp 2.000.000,00 +
Rp 3.200.000,00 +
Laba Rp 600.000,00

Tips Memulai Usaha Makanan

Peluang dalam usaha makanan memang menjanjikan keuntungan jika tahu rahasianya. Dalam bisnis ini akan lebih baik jika berasal dari hobi memasak anda, karena ketika menjalankan usaha… anda dapat juga menikmatinya.

Oh ya!

Walau nanti saya sebut restoran, jangan bayangkan bisnis ini membutuhkan biaya ratusan juta rupiah. Pelung bisnis ini bisa dimulai dari rumah, dengan biaya yang terjangkau. Asal ada kemauan di dalam benak anda.

Selain itu ada beberapa tips dibawah ini jika ingin memulai bisnis usaha makanan. Berikut diantaranya :

  1. Pertama wajib dilakukan adalah pilih makanan yang dikuasai, baik itu resep dan cara pembuatannya.
  2. Mulailah usaha anda dari yang sederhana dan gampang dikerjakan terlebih dahulu
  3. Lihat baik-baik peluang di sekitar anda, Lakukan riset makanan apa yang belum ada di sebuah kawasan.
  4. Kalaupun sudah ada bisnis makanan yang serupa, anda harus berani membuat inovasi baru untuk restoran anda.
  5. Untuk harga jual makanan nantinya, sebaiknya jangan terlalu mahal, jika tidak pelanggan seperti bintang ini yang bergaji pas-pasan nggak bisa datang :D . Karena dalam tahap memulai sebuah bisnis seperti ini yang penting adalah pelanggan datang.
  6. Keramahan. Ini kunci sukses peluang usaha ini….jika ingin menarik pembeli, semua pekerja termasuk anda haruslah ramah.
  7. Selain ramah pelayanan restoran juga harus cepat
  8. Kebersihan harus menjadi prioritas utama. Restoran anda nantinya wajib terlihat bersih, tidak ada lalat, jangan ada debu yang menempel termasuk juga pekerja anda harus bersih.
  9. Turuti keinginan pelanggan anda. Umpamanya dia meminta pesanan khusus untuk makanannya, misal dia ingin makanan dengan sedikit garam, tidak terlalu pedas dll
  10. Jam buka dan tutup usaha restoran anda harus teratur.

Selain kesepuluh tips bisnis makanan diatas, bintang sering melihat banyak restoran sukses dikunjungi pembeli karena mereka membuat tempat yang unik dan nyaman. Misal membuat restoran yang disekelilingnya ada pepohonan atau membuat tempat makanan diatas danau. Dan bahkan pernah saya lihat ada orang usaha dengan membuat tempatnya seperti piramida.

Jangan lupa juga anda memanfaatkan kekuatan internet untuk memantapkan peluang bisnis makanan ini? Coba anda baca artikel saya mencari ide wirausaha, yap sampai disini semoga usaha restoran anda cepat sukses.

Tips Memulai Usaha Makanan

Tips Memulai Usaha Makanan

tips-memulai-usaha-makanan1Kemampuan untuk membuat makanan yang lezat tidak menjamin sebuah keberhasilan dalam membuat usaha. Mengetahui cara membuat makanan dan dapat mengelola bisnis anda adalah dua hal yang berbeda.

Jika anda sudah menguasai dalam memproduksi masakan ataupun makanan ringan, maka kini saatnya anda harus mengetahui bagaimana caranya untuk memulai bisnis anda.

Berikut ini kami sajikan beberapa tips dan trik dalam memulai usaha di bidang makanan :

  • Perbaharui dan perbaiki kualitas dari masakan buatan anda. Untuk mengetahui kualitas rasa dari masakan, anda dapat membagi sampel kepada teman atau saudara tedekat untuk memperoleh reaksi mereka terhadap produk anda. Setelah itu anda perbaiki agar sesuai dengan keinginan mereka.
  • Untuk makanan yang memiliki segmen, anda harus dapat memperbaharui dari resep, penampilan atau cara penyajiannya.
  • Perlu dipikirkan juga outlet penjualan, apakah anda berencana membuka toko atau bekerjasama dengan pihan lain? Contohnya jika anda memilih untuk membuka usaha pembuatan kue pengantin, anda dapat melakukan kerjasama dengan pihak wedding organizer.
  • Strategi penjualan lainnya adalah anda bisa juga melakukan kerjasama dengan beberapa usaha kantin. Anda dapat mensuplai masakan setiap harinya untuk dijualkan di kantin tersebut. Untuk hal ini, anda juga harus memperhatikan sistem pengantarannya, karena berkaitan dengan biaya transportasi.
  • Pikirkan teknologi untuk mendampingi produk anda. Apakah produk anda memerlukan ruangan khusus untuk mempersiapkannya? Apakah perlu membeli peralatan khusus untuk menyimpan bahan baku? dan lain sebagainya.
  • Namun pada saat awal usaha, sebaiknya anda mengurangi pengeluaran untuk investasi teknologi produksi. Hal ini bisa anda lakukan dengan cara yang lebih sederhana, atau anda bisa lakukan kerjasama dengan orang lain dalam mensuplai kebutuhan bahan baku tersebut.
  • Tujuannya adalah agar anda tidak terlalu berat dalam memenuhi kebutuhan modal usaha. Setelah usaha anda berjalan lancar dan memiliki pelanggan yang tetap, maka anda dapat melakukan pembelian peralatan produksi tersebut.
  • Anda harus memikirkan bahwa produk anda aman dikonsumsi serta mendatangkan profit. Mungkin anda haus menguji produk anda terlebih dahulu kepada pihak yang berkompeten untuk memastikan keamanan produk anda agar tak menjadi masalah di kemudian hari.
  • Jika anda memulai bisnis makanan ringan, dipikirkan juga kemasan yang menarik agar memberikan nilai lebih pada produk buatan anda. Selain itu juga, dapat meningkatkan image produk dari calon pembeli. Kemasan dapat berasal dari jenis plastik ataupun kertas.
  • Yang paling sering menjadi permasalahan dalam menjalankan usaha makanan, adalah ketakutan pada diri sendiri. Pikiran – pikiran apakah produknya laku atau tidak, bagaimana nanti jika ada yang mengeluh, dll. Untuk itu, anda sebaiknya mempersiapkan diri sendiri dan memegang teguh prinsip " Usaha yang berhasil, hanya dapat dicapai melalui proses yang penuh hambatan ".