Jumat, 29 Januari 2010

Menangguk untung dari bisnis Game Online

GembiNet, Menangguk Untung dari Para Pecandu Game Online 


Permainan game online yang digemari dari segala usia ini, konon punya potensi bisnis mencapai Rp30 miliar. Maka tak heran jika kemudian full internet game atau game center banyak bermunculan dimana-mana. Wiyono

Internet, selain sebagai sarana bertukar data atau mencari informasi juga menjadi ajang hiburan. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat, dari 31 juta pengguna internet, sebanyak 6 juta, aktif menggunakannya untuk mengakses game online. Komunitas gamers ini bisa kita temui di tempat yang sering disebut sebagai game center. Kajian oleh Komite Tetap Informatika Kadin mengungkapkan, 60 persen pengakses game online memanfaatkan fasilitas warnet. Pengunjung bukan hanya dari kalangan anak-anak dan remaja saja, tetapi tidak sedikit pula orang dewasa yang ikut menikmati serunya permainan di dunia maya. Sehingga potensi bisnis dari game online sendiri setiap bulannya mencapai 30 miliar rupiah. 

Fakta di atas menunjukkan kian cerahnya prospek game center yang belakangan kian semarak, baik di kota-kota besar hingga ke pelosok daerah di Indonesia. Salah satu contoh, warnet game center yang populer di kawasan Margonda Raya, Depok, yaitu GembiNET yang dikelola oleh dua orang, Hilmy R. Hasanuddin dan Muhammad Ridwan. Bisnis warnet ini dimulai tahun 2007 lalu dengan konsep full internet game alias game center. 

Dari segi fasilitas, terdapat perbedaan antara warnet biasa dengan game center. Walau keduanya sama-sama bisa online dengan menggunakan internet. Warnet pada umumnya menyediakan kebutuhan para pengguna hanya terbatas untuk chatting, browsing dan downloading. Sementara pada game center butuh spesifikasi komputer yang lebih tinggi, tampilan gambar lebih tajam, kapastitas penyimpanan data lebih besar, serta kecepatan koneksi atau komunikasi data berkecepatan tinggi dan berkapasitas besar. 

"Kalau spek untuk game online sudah tercapai, otomatis untuk browsing biasa juga lebih cepat. Intinya, kalau mau bisnis jangan setengah-setengah. Dari awal speknya memang sudah saya tinggikan. Memang modal berbanding lurus, tetapi pada akhirnya konsumen akan tahu," ujar Hilmy beralasan mengapa lebih menyukai bisnis game center ketimbang warnet. Menurutnya konsumen pasti akan memilih game center, lebih-lebih jika harga sewanya sama. Sebagai gambaran, tarif GembiNet saat ini Rp3.500/jam. 

Selain untuk keperluan browsing atau mencari data, sebenarnya target pasar yang paling menguntungkan adalah komunitas gamers. Di mana pun juga, permainan tentu paling disukai. Pengguna juga bisa tahan di lokasi lebih lama hingga berjam-jam. "Kalau salah satu dihilangkan amat disayangkan, maka saya ambil spek tertinggi," tandasnya.

Ulasan selengkapnya dapat dibaca di Majalah Pengusaha edisi 99/Oktober 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar