Banyak Jalan Menuju Sukses Berbisnis
Sebagai jurnalis di Majalah SWA yang hampir tiap minggu bertemu entrepreneur sukses dari skala UKM hingga konglomerat, saya sering ditanya sobat2 dan kawan yang baru merintis bisnis sendiri. "Dari pertemuan dan perkenalan dengan mereka, apa sih sebenarnya rahasia sukses bisnis mereka? Kenapa sih kok mereka itu bisa sukses dan bisnis mereka bisa membesar hingga skala korporasi?".
Terus terang, tidak mudah menjawab pertanyaan seperti ini. Jawabannya bisa puluhan halaman. Tapi kalau kalau saya boleh memberikan beberapa catatan kecil, dari yang saya dapatkan informasinya, bahwa jalan menuju sukses itu bisa berbeda-beda, sesuai pengalaman dan konteks bisnisnya masing-masing. Ada yang mengatakan kunci sukses berbisnis adalah 'menjaga kepercayaan karena dari dipercayalah kemudian muncul trust dari para mitra kita, termasuk pembeli". Biasanya mereka yang mengatakan seperti ini bisnisnya di bidang jasa dan bisnis banyak berurusan dengan klien-klien besar secara B2B. Dua kenalan saya yang satu kontraktor bisnis pertambangan dan satunya pengusaha kurir sama-sama mengatakan 'kunci sukses ialah menyenangkan orang lain dan menjaga hubungan baik". Bisa jadi karena dia banyak pelanggan korporat dan pekerjaan dia harus menservis setiap demand dari klien — dalam artian positif, bukan menyogok.
Sementara kawan yang bisnisnya garmen, fashion, dan consumer good, cenderung mengatakan, "inti sukses berbisnis ialah membangun merek, membangun nama baik di hadapan semua konsumen". Karena itu tahapan tersulit ialah membangun merek dari produk kita agar dikenal konsumen secara luas, diakui sebagai produk yang baik dan dibeli. Pendapat ini tentu saja juga betul, sesuai konteks industri yang digeluti.
Bahkan diantara sesama pengusaha yang bisnisnya sama-sama B2B, atau sama-sama ritel ke mass consumer pun pendapatnya masih bisa berbeda-beda. Karena momentum sukses dari masing-masing orang itu juga beragam. Kalau ada diantara kawan2 yang sudah membaca buku baru terbitan Gramedia "10 PENGUSAHA YG SUKSES MEMBANGUN BISNIS DARI 0" tulisan saya (Sudarmadi), mungkin bisa lihat contoh Pak Roni Lukito, pengusaha tas dari Bandung.
Pak Roni ini punya merek tas yang amat terkenal di Indonesia seperti Exsport, Eiger, Bodypac, dll. Beliau hanya lulusan STM tapi sukses dan punya ribuan karyawan. Nah, saya lihat momentum yang membuat beliau bisa berkembang itu setelah dia diterima sebagai pemasok di Matahari. Untuk bisa diterima sebagai pemasok Matahari ia ditolak 13 kali, tapi terus mencoba dan kemudian setelah 13 kali baru berhasil diterima. Dari sinilah ia mulai mendapatkan 'ruang' untuk membuktikan bahwa produknya memang baik dan digemari konsumen. (Catatan: Pak Roni ini pengusaha sukses yg sangat low profile yang nggak pernah diwawancara media, makanya profilnya nggak pernah kelihatan di media massa. Saya beruntung sekali bisa dipercaya beliau sehingga mau saya profilkan).
Saya lihat, meskipun beliau ini sekarang bisnisnya sudah bermacam-macam, termasuk sukses membangun proyek perumahan mewah di Bandung dan bahkan punya klub pacuan kuda dan segala fasilitas lapangannya, namun momentum yang membuat dia sukses ialah ketika ia diterima sebagai pemasok Matahari saat merintis bisnis tas itu. Karena dari situlah jalannya menjadi lebih lempang dan cepat. Saya kira tugas kawan2 yang ingin sukses membangun usaha sendiri ialah 'menemukan momentum' seperti itu dan kalau sudah ketemu lalu menggenjotnya'. Kalau istilahnya Hermawan Kertajaya, menemukan G-Spot-nya. Kita tidak boleh lelah mencari 'kendaraan' agar bisa menemukan momentum seperti itu.
Tentu saja kita juga harus selalu rendah hati untuk belajar dari banyak orang. Entah kebetulan atau tidak, ternyata sebagain besar pengusaha sukses yang saya temui, juga sangat menyukai bacaan2 baru dan buku2 yang mendorong, seperti biografi mereka2 yang telah terbukti sukses. Mereka rajin menggali inspirasi dari berbagai sumber, baik dari pelakunya langsung atau pihak lain yang tahu seperti para konsultan. Contohnya pengusaha kurir, Pak Budiyanto yang juga diprofilkan di buku '10 Pengusaha Sukses…" ini, ternyata beliau sudah sangat sering membaca profil pengusaha-pengusaha sukses sejak masih mahasiswa D3 UGM. Entah dari buku, majalah, koran, dll. Saya kira pilihan 'suka membaca' seperti itu bisa dimengerti karena bagi kita sendiri mungkin belum tentu bisa ketemu pengusaha besar si A, B, dan C — kalau harus mendengar dia ceramah di sebuah sesi seminar mungkin biayanya diatas Rp 2 juta — namun kita bisa mengakses lebih murah cara2 berpikir dan kiat mereka dari hasil wawancara dengan media tertentu atau buku.
Disini, message-nya, sebenarnya orang sukses itu ialah orang mau berendah hati untuk selalu belajar, bisa dari buku2 bacaan dan media massa, bisa juga dari pembicaraan langsung dengan pengusaha yang telah lebih dulu sukses.
Dan tentu saja juga orang yang selalu berusaha terus-menerus tanpa putus asa. Ibarat batu, sekeras-kerasnya batu kalau tiap hari kena tetesan air, lama-lama akan tergerus juga dan lama-lama batu itu bisa habis. Kita semua ini adalah air yang terus menetes itu. Selama kita tidak pernah lelah untuk 'menetes' maka yakinlah bahwa batu-batu itu akan habis. Dan jangan lupa, dalam setiap mengeluarkan 'tetesan' itu seraya bersyukur dan mengingat Sang Pencipta agar semua tetesan kita diberkahi. Jangan sampai kita sukses berbisnis tapi hati kita gersang kan?…
Semoga usaha kawan2 semua sukses sesuai rencana dan diberkati. Amin.
Salam hormat
Wachidin dikutip dari Sudarmadi (Darma) dikutip dari Milis Inspirasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar