Rabu, 11 Mei 2011

Nasi Goreng, Peluang Bisnis Menguntungkan

Kuliner Nasi Goreng, Peluang Bisnis Menguntungkan

Bosan dengan menu nasi dan lauk yang disantap setiap hari?. Mungkin bisa menjadi salah satu pilihan untuk memvariasikan menu makanan Anda. Ya, seperti telah kita tahu merupakan makanan yang banyak dijajakan mulai dari pedagang kaki lima sampai restoran besar. Kuliner ini sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia. Pilihan menunya dan variasinya pun beraneka ragam sesuai dengan selera, ada nasi goreng kambing, nasi goreng seafood, nasi goreng ati ampela, bahkan ada pula nasi goreng kare.Target Konsumen

Penggemar nasi goreng bisa dikatakan semua kalangan mulai dari anak kecil hingga orang tua.

Info Bisnis

Lokasi usaha nasi goreng sebaiknya dekat dengan keramaian. Lokasi starteginya antara lain di pinggir jala raya, di dekat perkantoran, atau perumahan. Penjual nasi goreng bisa berjualan terpisah atau berkumpul dengan pedagang makanan lain.

Kelebihan

Menu nasi goreng biasa dicari orang  yang lapar dan malas memasak pada malam hari. Selain itu, cocok juga dimakan saat cuaca dingin, membuat hangat badan karena di masak pada waktu itu juga. Oleh karena itulah kuliner nasi goreng peluang bisnis menguntungkan dan banyak di cari orang.

Kekurangan

Persaingan pedagang, karena banyak yang menjalankan usaha ini, harga bahan baku yang tiba-tiba naik, dan kebosanan pengunjung, karena rasa nasi goreng rata-rata hampir sama.

Pemasaran

Promosi usaha nasi goreng antara lain dengan memasang spanduk atau papan nama di tempat usaha. Sediakan lampu dengan penerangan yang cukup saat berjualan pada malam hari sehingga dapat terlihat dari kejauhan. Jika perlu buat papan nama yang dilengkapi lampu.

Kunci Sukses

Buatlah rasa yang berbeda dengan yang lainnya, atau sesuatu yang unik. Atau bisa juga dengan membuat nama menu masakan yang unik sehingga bisa terus diingat, misalnya "Nasi Goreng Selimut", "Nasi Goreng Gila" atau "Nasi Goreng Gulung".

Analisa Usaha

Asumsi
 Masa pakai gerobak 5 tahun
 Masa pakai peralatan masak (kompor dan tabung gas, wajan, sutil, panci, dan dandang
serta meja dan kursi 3 tahun.
 Masa pakai peralatan makan (piring, gelas, sendok, dan garpu) 2 tahun.
 Biaya Investasi Gerobak               Rp  2.000.000,00 Peralatan masak       Rp  1.000.000,00 Peralatan makan       Rp    300.000,00 Meja dan kursi kayu   Rp    250.000,00 + Total investasi       Rp  3.550.000,00
Biaya Operasional 1. Biaya Tetap Penyusutan gerobak 1/60 x Rp 2.000.000            Rp     33.300,00 Penyusutan peralatan masak 1/36 x Rp 1.000.000    Rp     27.800,00 Penyusutan peralatan makan 1 /24x Rp 300.000      Rp     12.500,00 Penyusutan meja dan kursi 1 /36 x Rp 250.000      Rp      6.900,00 Upah karyawan 1 orang                             Rp    500.000,00 + Total biaya tetap                                 Rp    580.500,00 
2. Biaya Variabel Beras (10 kg x Rp 5.200/kg x 30 hari)                              Rp  1.560.000,00 Telur (3,5 kg x Rp 14.000/kg x 30 hari)                            Rp  1.470.000,00 Daging ayam (1 ekor x Rp 22.000/ekor x 30 hari)                    Rp    660.000,00 Bumbu (Rp 50.000/hari x 30 hari)                                   Rp  1.500.000,00 Minyak goreng (2 kg x Rp 9.000/kg x 30 hari)                       Rp    540.000,00 Gas ukuran 3 kg (1 tabung x Rp 13.000/tabungx 30 hari)             Rp    390.000,00 Kertas pembungkus dan kantong plastic (Rp 11.000/hari x 30 hari)   Rp    330.000,00 Listrik,kemanan, dan kebersihan                                    Rp    100.000,00 Total biaya variabel                                               Rp  6.550.000,00 + Total biaya operasional                                            Rp  7.130.500,00
Penerimaan per Bulan Penjualan nasi goreng (50 porsi x Rp 6.000/porsi x 30 hari)        Rp  9.000.000,00
Keuntungan per Bulan Keuntungan = Total penerimaan – total biaya operasional            = Rp 9.000.000 – Rp 7.130.500            = Rp 1.869.500 Revenue Cost Ratio (R/C) R/C  = Total penerimaan : total biaya operasioanal      = Rp 9.000.000 : Rp 7.130.500      = 1,26 Pay Back period Pay Back period = (Total penerimaan – total biaya operasional) x 1 bulan                 = (Rp 3.550.000 : Rp 1.869.500) x bulan                 = 1,9 bulan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar