Kamis, 11 Maret 2010

Makalah Pemasaran Usaha Keripik Belut

PENDAHULUAN

  1. A. Latar Belakang

Pada hakekatnya kebutuhan akan pangan merupakan kebutuhan utama bagi setiap orang. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hubungan pola makan dengan kesehatan, maka menyebabkan permintaan akan bahan pangan menjadi semakin meningkat.

Salah satu usaha industri yang berkembang di Indonesia adalah di bidang pangan. Menurut Wirakartakusumah (1997), industri pangan merupakan salah satu sektor industri yang sangat penting peranannya dalam perekonomian Indonesia. Disamping mampu memenuhi kebutuhan pangan Indonesia, industri pangan juga dapat menghasilkan devisa untuk negara. Keberadaan industri pangan di Indonesia dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup banyak serta mampu mendorong berdirinya industri penunjang seperti industri tambahan makanan, industri kemasan, industri mesin dan peralatan pengolahan pangan maupun industri agribisnis.

Sektor pertanian merupakan sektor penyedia bagi kebutuhan bahan pangan penduduk Indonesia. Pemenuhan kebutuhan akan makanan dan gizi dapat diperoleh dari hasil-hasil pertanian, yang berasal dari sub sektor tanaman bahan pangan, peternakan, dan perikanan. Sektor perikanan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang sangat berperan dalam menyediakan pemenuhan gizi nasional, khususnya dalam pemenuhan gizi protein hewani.

1

Pengolahan hasil perikanan merupakan kegiatan industri yang menciptakan nilai tambah bagi komoditi perikanan melalui produk olahan dalam bentuk setengah jadi maupun barang jadi yang bahan bakunya berasal dari hasil perikanan. Usaha-usaha pengolahan hasil perikanan yang mengarah pada kegiatan industri yaitu pengolahan hasil perikanan menjadi bahan makanan. Salah satu produk perikanan olahan yang dapat diolah yaitu keripik belut.

Belut merupakan salah satu sumber lauk-pauk yang memiliki kandungan protein tinggi. Daging belut sendiri mempunyai nilai kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Dalam 100 gram daging belut terkandung protein 14%, lemak 27%, zat besi 2,0 mg, kalsium 20 mg, vitamin A 1.600 SI (satuan Internasional), vitamin B 0,1 mg, vitamin C 2,0 mg. Berikut ini adalah tabel perbandingan antara kandungan gizi belut, telur, dan daging sapi untuk setiap 100 gram.

Tabel 1. Kandungan gizi belut, telur, dan daging sapi per 100 gram

Zat Gizi Belut Telur Daging Sapi
Kalori 303 162 207
Protein 14,0 g 12,8 g 18,8 g
Lemak 27,0 g 11,5 g 14,0 g
Karbohidrat 0,0 g 0,7 g 0,0 g
Fosfor 200 mg 180 g 170,0 mg
Kalsium 20,0 mg 54,0 mg 11,0 mg
Zat Besi 2,0 mg 2,7 mg 2,8 mg
Vitamin A 1600 SI 900 SI 30 SI
Vitamin B1 0,1 mg 0,1 mg 0,08 mg
Vitamin C 2,0 mg 0,0 mg 0,0 mg
Air 58,0 mg 74,0 g 66,0 g

Sumber : Agromedia, 2008

Keripik Belut merupakan salah satu pangan fungsional dimana selain memiliki kadar protein yang tinggi, juga memiliki rasa yang khas sehingga banyak digemari. Peningkatan konsumsi belut diharap dapat membantu upaya peningkatan konsumsi protein sehingga permasalahan Kurang Kalori Protein (KKP) dapat teratasi.

Untuk memenuhi kebutuhan keripik belut tidak cukup melakukan peningkatan pengembangan dan pembudidayaan saja, tetapi juga pemasarannya. Mekanisme pemasaran keripik belut melibatkan beberapa pihak yang meliputi produsen, distributor dan konsumen khususnya pemasaran di bidang perikanan.

Sukoharjo khususnya di Kecamatan Baki merupakan salah satu daerah yang telah mengembangkan usaha industri keripik belut. Usaha industri ini telah berkembang cukup lama mengingat keripik belut sendiri adalah makanan yang dibuat untuk oleh-oleh ataupun sebagai makanan ringan.

Pemasaran adalah pekerjaan yang paling menentukan dalam setiap aktivitas usaha. Tanpa pemasaran yang tepat dan benar, hasil budidaya yang telah dilakukan akan sia-sia. Karena kegiatan pemasaran menyangkut masalah mengalirnya produk dari produsen ke konsumen maka pemasaran menciptakan lapangan kerja yang penting bagi masyarakat (Assauri,1987).

Aspek pemasaran merupakan aspek yang penting. Apabila mekanisme pemasaran berjalan baik, maka semua pihak yang terlibat akan diuntungkan. Oleh karena itu peranan lembaga pemasaran menjadi amat penting. Lembaga pemasaran  bagi negara berkembang, yang dicirikan oleh lemahnya pemasaran hasil pertanian yang akan menentukan mekanisme pasar (Soekartawi, 2001).

Permasalahan yang dihadapi dalam pemasaran keripik belut di Kabupaten Sukoharjo adalah kurangnya ketersediaan bahan baku. Untuk mendapatkan bahan baku tersebut pengusaha harus mendapatkan dari daerah Jawa Timur yaitu Kediri, sehingga faktor-faktor yang dalam kaitannya dengan pemasaran akan semakin terganggu.yaitu saluran pemasaran yang seharusnya pendek menjadi panjang.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi pemasaran keripik belut, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Oleh karena itu sangat penting melakukan analisis faktor internal dan eksternal untuk mendapatkan strategi yang tepat bagi pemasaran keripik belut. Diharapkan strategi pemasaran ini dapat memberi arahan pada pemasaran keripik belut sehingga kepuasan konsumen tercapai dan pemasar mendapatkan keuntungan serta dapat meningkatkan taraf hidupnya.

  1. B. Perumusan Masalah

Belut (Monopterus albus) merupakan ikan darat dari keluarga Synbranchidae dan tergolong ordo Synbranchiodae, yaitu ikan yang tidak mempunyai sirip atau anggota lain untuk bergerak.Belut mempunyai ciri-ciri badan bulat panjang seperti ular tetapi tidak bersisik, dan kulitnya licin mengeluarkan lendir. Matanya kecil hampir tertutup oleh kulit. Giginya juga kecil runcing berbentuk kerucut dan bibir berupa lipatan kulit yang lebar di sekeliling mulutnya. Belut mempunyai sirip punggung, sirip dubur, dan sirip ekor  yang    sangat    kecil,    sehingga    hampir   tidak   terlihat   oleh      mata (Astawan, 2008).

Untuk meningkatkan nilai tambah belut dapat diolah menjadi kripik belut. Dari segi keuntungan, bisnis ini memiliki prospek yang sangat baik karena belum banyaknya pesaing serta masih terbukanya pasar baik lokal maupun ekspor.

Salah satu masalah yang sangat penting yang harus diperhatikan dalam keripik belut adalah pemasaran. Dalam bidang pemasaran keripik belut di Kabupaten Sukoharjo yang menjadi kendala utama adalah masalah harga. Yaitu terkait dengan ketersedian bahan baku belut yang masih mengandalkan tangkapan alam. Pada bulan-bulan sepanjang musim hujan saat jumlah belut alam meningkat, harga belut dipasaran relatif murah, yakni berkisar Rp.10.000; – Rp.15.000;/kg. Sebaliknya pada bulan-bulan tertentu khususnya pada musim kemarau harga jual belut bisa melambung tinggi. Karena pada musim tersebut jumlah tangkapan belut berkurang sehingga harga jual belut per kilogramnya dapat melonjak secara signifikan, yaitu antara Rp.20.000; – Rp.30.000/kg. Belut hasil olahan dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi, misalnya keripik belut kelas I. Produk ini rata-rata dapat dijual dengan harga mencapai Rp.45.000;-Rp.50.000; kg, sedangkan keripik kelas II dijual dengan harga berkisar Rp.35.000;-Rp.40.000;/kg. Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimanakah keadaan pemasaran keripik belut di Kabupaten Sukoharjo ?
  2. Apa saja faktor-faktor strategis  dalam usaha pemasaran keripik belut di Kabupaten Sukoharjo ?
  3. Alternatif strategi apa saja yang dapat diterapkan dalam usaha pemasaran keripik belut di Kabupaten Sukoharjo ?
  4. Prioritas strategi apa yang dapat diterapkan dalam usaha pemasaran keripik belut di Kabupaten Sukoharjo ?
  5. C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Mengetahui keadaan  pemasaran keripik belut di Kabupaten Sukoharjo.
  2. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal  yang menjadi   kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman dalam pemasaran keripik belut di Kabupaten Sukoharjo.
  3. Merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam  pemasaran keripik belut di Kabupaten Sukoharjo.
  4. Menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam  pemasaran keripik belut di Kabupaten Sukoharjo.
  5. D. Kegunaan Penelitian
    1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengalaman dan pengetahuan, di samping untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
    2. Bagi pengusaha, hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam rangka peningkatan usaha dan mampu memperbaiki manajemen usaha.
    3. Bagi pemerintah daerah, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam menyusun suatu kebijakan yang lebih baik di masa yang akan datang terutama dalam pemasaran Keripik belut di Kabupaten Sukoharjo.
    4. Bagi pihak lain, semoga penelitian ini dapat menjadi  salah satu sumber informasi, wawasan dan pengetahuan serta sebagai referensi untuk penelitian yang sejenis.

II.

LANDASAN TEORI

  1. A. Penelitian Terdahulu

Menurut Adi (2006) dalam penelitian yang berjudul"Strategi Pemasaran Strawberry di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar", dapat diketahui bahwa alternatif strategi pemasaran didapat dari mengidentifikasi lingkungan pemasaran, baik itu lingkungan internal maupun eksternal perusahaan. Strategi kombinasi faktor internal dan eksternal antara lain :

  1. Strategi kombinasi dari kekuatan dan peluang adalah memaksimumkan kinerja unit usaha yang ada dan merekrut produsen baru dalam koperasi, lebih menitikberatkan pada kerja sama kemitraan dengan produsen sejenis dan koperasi., mengadakan pelatihan pengembangan SDM, dan diversifikasi produk
  2. Strategi kombinasi kekuatan dengan ancaman adalah melakukan promosi gencar-gencaran agar dapat merebut hati konsumen, melakukan penghematan biaya produksi karena fluktuasi harga produk, pengenalan teknologi baru, dan diversifikasi produk
  3. Strategi kombinasi kelemahan dengan peluang adalah mencoba teknologi baru dan menambah unit usaha, memperlancar saluran distribusi pemasaran barang, riset pemasaran untuk mencari celah-celah pemasaran yang belum dimanfaatkan, standarisasi harga, inovasi-inovasi baru, memperluas areal produksi
  4. Strategi kombinasi kelemahan dengan ancaman adalah pengenalan teknologi baru, pemasaran lewat internet, brosur, dan pameran, riset pemasaran melalui jasa konsultan pemasaran, dan standarisasi harga produk.

Menurut hasil penelitian Natalia (2007), tentang strategi pemasaran jahe (zingiber officinale rosc) di Kabupaten Karanganyar diketahui bahwa

5
  1. Kekuatan dalam usaha pemasaran jahe adalah OPT yang terkendali, adanya bantuan dari pemerintah berapa benih dan sarana produksi, adanya keragaman produk jahe, saluran distribusi yang lancar dan adanya kemitraan dengan perusahaan jamu.
  2. Kelemahan dalam usaha pemasaran jahe adalah harga yang berfluktuatif, permodalan terbatas, keuntungan yang cenderung menurun, belum adanya promosi yang memadai, dan sumber daya manusia yang masih rendah.
  3. Peluang dalam usaha pemasaran jahe adalah kebijakan pemerintah dalam mendukung budidaya jahe, tingkat kesuburan tanah yang adanya teknologi budidaya dan pengolahan hasil, maraknya budaya back to nature, peningkatan daya beli masyarakat, dan pertumbuhan penduduk yang besar
  4. Ancaman dalam usaha pemasaran jahe adalah harga tawar pembeli yang rendah , tuntutan kualitas dari konsumen, dan langganan tersebar di daerah yang luas.
  5. Berdasar Matriks SWOT alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan adalah meningkatkan kualitas produk dengan penggunaan tenologi dan bantuan dari pemerintah, memperluas jaringan distribusi, meningkatkan promosi dan merencanakan program promosi, stabilisasi harga dengan pemanfaatan teknologi.

Dari kedua hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pemasaran strawberry dan strategi pemasaran jahe memiliki faktor eksternal dan internal yang hampir sama dengan keripik belut meskipun kedua komoditas ini bukan merupakan produk olahan. Ditinjau dari alat analisis yang digunakan keduanya juga menggunakan analisis SWOT dan QSPM untuk mengidentifikasi dan menetapkan strategi apa yang cocok serta prioritas strategi apa yang harus diterapkan. Berpijak dari hasil tersebut peneliti mencoba untuk menerapkan pada strategi pemasaran keripik belut di Kabupaten Sukoharjo.

  1. B. Tinjauan Pustaka
    1. Belut

Belut merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki bentuk tubuh memanjang, tidak bersisip dan bersisik, serta memiliki lapisan lendir disekujur tubuhnya. Belut dapat ditemukan di perairan dataran tinggi hingga ke rawa-rawa di dataran rendah, di anak sungai dank anal. Tidak seperti ikan kebanyakan, belut menyukai tempat-tempat berlumpur, seprti daerah persawahan atau rawa dan tidak bisa hidup dengan baik pada media yang yang sepenuhnya air. Pada musim kemarau, mereka mebuat lubang di dalam tanah yang lembab sebagai upaya untuk tetap hidup tanpa air (Agromedia, 2008).

Belut sawah memiliki ciri bentuk badan memanjang seperti ular tidak bersirip dada dan perut, tidak bersisik, sirip dubur dan sirip punggung berubah menjadi sembulan kulit yang tidak berjari-jari. Duburnya jauh ke arah belakang. Tubuhnya licin sehingga susah dipegang. Belut dewasa rata-rata hanya sepanjang 50 cm. Lingkar tubuhnya 5-7 cm (Ahmad, 2007).

  1. Keripik Belut

Menurut Azahari (2007) selain di konsumsi sebagai menu makanan, belut juga kerap diolah menjadi berbagai jenis makanan ringan yang lezat seperti keripik belut. Pembuatan keripik belut cukup sederhana, dan dapat dilihat pada bagan berikut ini :

Gambar 1. Bagan Pembuatan Keripik Belut Sawah

  1. Strategi

Strategi adalah bakal tindakan yang menuntut keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan yang banyak untuk merealisasikannya. Disamping itu, strategi juga mempengaruhi kehidupan organisasi dalam jangka panjang, paling tidak selama lima tahun. Oleh karena itu, sifat strategi adalah berorientasi ke masa depan. Strategi mempunyai fungsi multifungsional atau multidimensional dan dalam perumusannya perlu mempertimbangkan faktor-faktor internal maupun eksternal yang dihadapi perusahaan (David, 2004).

Strategi adalah sebuah rencana dasar yang luas dari suatu tindakan organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Sebuah strategi adalah rencana yang digunakan sebagai langkah untuk mencapai sasaran yaitu memenangkan suatu persaingan (Stanton,1993).

Strategi dapat didefinisikan sebagai alat untuk mencapai tujuan, karena suatu strategi pada dasarnya merupakan suatu skema untuk mencapai sasaran yang dituju (Umar, 2003).

Jauch dan Glueck (1997) membuat strategi model manajemen menjadi beberapa tahap, yaitu :

  1. Mempertimbangkan unsur-unsur manajemen strategi

1)      Tujuan perusahaan

2)      Perencanaan perusahaan

  1. Meneliti lingkungan eksternal
  2. Meneliti lingkungan internal
  3. Memilih alternatif strategi
    1. Mengalokasikan sumber daya yang ada dan mengorganisasikan sesuai dengan strategi
    2. Membuat kebijakan fungsional dan administrasi
    3. Mengevaluasi untuk pembuatan pertimbangan strategi berikutnya
      1. Pemasaran

Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengatur seberapa besarnya, menentukan pasar-pasar target mana yang paling baik dilayani oleh organisasi, dan menentukan berbagai produk, jasa  dan program yang tepat untuk melayani pasar tersebut. Jadi pemasaran berperan sebagai penghubung antara kebutuhan-kebutuhan masyarakat denngan pola jawaban industri (dalam hal ini termasuk industri di bidang pertanian) yang bersangkutan (Kotler, 1992).

Pengertian tentang pemasaran lazim disebut oleh para usahawan sebagai penghubung antara produsen dengan para konsumen dengan mana kedua kepentingan dapat dipertemukan, kepentingan produsen untuk penjual produk-produk yang telah dihasilkannya dan kepentingan konsumen untuk memiliki produk-produk tersebut guna memuaskan atau memenuhi kebutuhannya (Kartasapoetra, 1992).

Konsep pemasaran menyatakan bahwa alasan keberadaan sosial dan ekonomi bagi suatu organisasi adalah memuaskan kebutuhan konsumen dan keinginan tersebut sesuai dengan sasaran perusahaan. Hal tersebut didasarkan pada pengertian bahwa suatu penjualan tidak tergantung pada agresifnya tenaga penjual, tetapi lebih pada kepentingan konsumen untuk membeli suatu produk. Menurut Lamb et al (2001), konsep pemasaran terdiri dari:

  1. Fokus pada kemauan dan keinginan konsumen sehingga organisasi dapat membedakan produknya dari produk yang ditawarkan oleh para pesaing.
  2. Mengintegrasikan seluruh aktivitas organisasi, termasuk di dalamnya produk untuk memuaskan kebutuhan ini.
  3. Pencapaian tujuan jangka panjang bagi organisasi dengan memuaskan kebutuhan ini.

Menurut Stanton (1991), dalam melakukan pemasaran perlu diperhatikan strategi pemasaran yang dijalankan perusahaan berkaitan dengan produk, harga, promosi, dan distribusi. Strategi pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran. Empat variabel tersebut menunjukan pandangan-pandangan penjual tentang kiat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli, setiap kiat pemasaran dirancang untuk memberikan manfaat-manfaat bagi pelanggan. Adapun empat variabel tersebut adalah:

  1. Produk

Mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan pengembangan yang tepat dipasarkan oleh perusahaan merupakan hal yang sangat penting. Strategi dibutuhkan untuk mengubah produk yang ada, merambat yang baru dan mengambil tindakan-tindakan lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk. Keputusan strategi dibutuhkan untuk pengemasan, penentuan cap dan berbagai segi produk lainnya.

  1. Harga

Dalam menentukan harga, manajemen harus menentukan harga dasar yang tepat bagi produknya. Manajemen harus menentukan strategi yang menyangkut pada harga, pembayaran ongkos angkut dan berbagai variabel yang berhubungan dengan harga.

  1. Promosi

Promosi adalah unsur yang didayagunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk baru perusahaan.

  1. Distribusi

Perantara pemasaran pada dasarnya merupakan faktor lingkungan yang berada di luar jangkauan perusahaan, seseorang eksekutif pemasaran tetap mempunyai ruang gerak yang luas pada saat ia berhubungan dengan perantara. Tanggung jawab pemasaran adalah memilih dan mengelola saluran perdagangan yang dipakai dalam menyalurkan produk serta mengembangkan sistem distribusi untuk pengiriman dan penanganan produk secara fisik.

  1. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu, dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran. Dengan perkataan lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tercapainya tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya terutama sebagai tanggapan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah (Assauri,1987).

Pada dasarnya dalam suatu strategi pemasaran tercakup juga adanya strategi produk dan strategi pasar dimana kesemuanya ini merupakan usaha yang dilakukan untuk membiasakan diri secara teratur dalam memilih pasar beserta produk apa yang akan dipasarkan berdasarkan pertimbangan pada situasi lingkungan (Afif,1994).

Menurut Asri (1991), strategi pemasaran adalah wujud rencana yang terarah dibidang pemasaran untuk memperoleh suatu hasil yang optimal. Strategi pemasaran terdiri dari unsur-unsur pemasaran terpadu ( 4P dari marketing mix yaitu  product , price, promotion, place ) yang selalu berkembang sejalan dengan gerak dan perubahan lingkungan pemasarannya serta perubahan perilaku konsumen. Bila tujuan pemasaran menguraikan tempat yang akan dituju maka strategi pemasaran menunjukkan rute yang dilalui untuk mencapai tujuan tersebut.

  1. Analisis Lingkungan pemasaran

Lingkungan pemasaran adalah pelaku-pelaku dan kekuatan-kekuatan yang berada di luar fungsi manajemen. Dengan demikian, akan mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan membina transaksi yang berhasil dengan para pelanggan sasarannya (Kotler,1991). Lingkungan pemasaran meliputi faktor-faktor eksternal.

  1. a. Faktor  Eksternal
  2. Konsumen

Konsumen mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka untuk menekan turunnya harga, permintaan terhadap kualitas atau jasa yang lebih baik, dan memainkan peran untuk melawan satu pesaing dengan lainnya (Hunger dan Wheelen, 2003).

  1. Pemasok

Pemasok dapat mempengaruhi industri dengan kemapuan mereka untuk menaikkan harga atau menurunkan kualitas barang atau jasa yang dibeli (Hunger dan Wheelen, 2003).

  1. Teknologi

Setiap perusahaan melibatkan sejumlah besar teknologi. Setiap hal yang dilakukan sebuah perusahaan sudah pasti melibatkan teknologi jenis tertentu, walaupun ada kenyataan bahwa satu atau lebih teknologi mungkin tampak mendominasi produk atau proses produksi (Porter, 2004).

  1. Pesaing

Suatu perusahaan dalam jangka panjang akan mampu bertahan jika berhasil mengembangkan strategi untuk menghadapi suatu struktur persaingan diantara perusahaan dalam industri, ancaman dari masuknya pendatang baru, ancaman dari produk substitusi, kekuatan tawar menawar dari pembeli dan pemasok,kelima kekuatan tersebut secara bersama-sama akan menetukan intensitas persaingan dan potensi kemampulabaan perusahaan dalam suatu industri (Porter,1994)

Pendatang Baru

Ancaman Pendatang Baru

Kekuatan penawar pemasok                                           Kekuatan Penawar Pembeli

Pembeli
Pemasok
Produk Pengganti

Ancaman Produk atau Jasa Pengganti

Gambar 2. Lima Kekuatan Persaingan

Sumber : Porter,1994

  1. b. Faktor Internal

Pemasaran merupakan proses mengalirnya barang dari produsen  ke konsumen. Faktor-faktor internal dapat diidentifikasi dari pihak-pihak yang terlibat di lembaga pemasaran. Selain itu, juga melibatkan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dalam pemasaran misalnya pemerintah Faktor-faktor internal yang diidentifikasi meliputi sumber daya manusia, keuangan, produksi, pemerintah, dan pemasaran yang meliputi bauran pemasaran. Bauran pemasaran mengacu pada paduan strategi produk, distribusi, promosi ,dan  harga yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju.

  1. Sumber Daya Manusia

Faktor sumber daya merupakan faktor yang penting karena manusia berperan dalam setiap proses pengambilan keputusan. Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas.

  1. Pemasaran

1)   Strategi produk (product strategic)

Mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan oleh perusahaan. Strategi dibutuhkan untuk mengubah poduk yang ada, menambah yang baru, dan mengambil tindakan-tindakan lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk (Stanton,1993).

2)   Strategi distribusi (place strategic)

Strategi distribusi berkaitan dengan upaya membuat produk dimana konsumen membutuhkannya. Tujuan dari distribusi adalah untuk memastikan bahwa produk tiba dalam kondisi layak pakai pada tempat yang dituju pada saat diperlukan (Stanton, 1993).

3)   Strategi promosi (promotion strategic)

Promosi adalah unsur yang didayagunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk baru. Iklan, penjualan perorangan, promosi penjualan merupakan kegiatan utama promosi ( Stanton,1993).

4)   Strategi harga (price strategic)

Dalam menentukan harga, manajemen harus menentukan harga dasar yang tepat bagi produknya. Manajemen harus menentukan strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut, dan berbagai variabel yang bersangkutan harga (Stanton,1993).

  1. Keuangan

Kondisi keuangan sering dianggap satu-satunya barometer terbaik dalam melihat dalam posisi bersaing. Termasuk didalamnya adalah modal kerja, pemanfaatan harta, dan keuntungan (David, 2004).

  1. Produksi

Faktor produksi terdiri dari semua aktivitas yang mengubah input menjadi output. Kegiatan produksi meliputi prinsip efisiensi, efektifitas dan produktivitas (Umar, 2003).

  1. Pemerintah

Pemerintah mempengaruhi tingkat aktivitas persaingan sehingga pemerintah layak diperhitungkan karena kekuatan pemerintah dapat mempengaruhi semua industri.

(Hunger dan Wheelen, 2003).

  1. Analisis Deskriptif.

Metode deskriptif yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada sekarang dan masalah-masalah yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisa   (Surakhmad,1994).

  1. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan suatu strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (oportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Dalam pengambilan keputusan strategis harus terlebih dahulu menganalisis faktor-faktor strategisnya (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk menganalisis situasi adalah analisis SWOT (Rangkuti, 2001).

  1. Matriks SWOT

Matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya (Rangkuti, 2001).

Matriks SWOT merupakan perangkat pencocokan yang penting yang mengembangkan empat tipe strategi. Strategi SO(Strengths-Opportunities) ,Strategi W O (Weakness-Opportunities), Strategi ST (Strenghts-Threats ) dan strategi WT (Weakness-Threats) . Mencocokkan faktor-faktor eksternal dan internal kunci merupakan bagian yang paling sulit dalam mengembangkan matriks SWOT dan memerlukan penilaian yang baik dan tidak ada sekumpulan kecocokan yang paling baik (Rangkuti,2001).

Matriks SWOT

Kekuatan (S)

Daftar Kekuatan

Kelemahan (W)

Daftar Kelemahan

Peluang (O)

Daftar Peluang

Strategi SO

Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO

Mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang

Ancaman (T)

Daftar Ancaman

Strategi ST

Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman

Strategi WT

Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber : Rangkuti,2001

  1. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang didasarkan sampai seberapa jauh faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal kunci dimanfaatkan atau ditingkatkan. Daya tarik relatif dari masing-masing strategi dihitung dengan menentukan dampak kumulatif dari masing-masing faktor keberhasilan kritis internal dan eksternal              (David, 2004).

QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key success factors internal-eksternal yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Jadi secara konseptual, tujuan QSPM adalah untuk menetapkan ketertarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih, untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan. Seperti alat analisis untuk memformulasikan strategi lainnya, QSPM juga membutuhkan intuitive judgement yang baik (Umar, 2001).

  1. C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Jawa Tengah yang telah mengalami kemajuan dalam perekonomian. Meskipun kegiatan perekonomian di masing-masing sektor telah mengalami peningkatan, tetapi hanya beberapa sektor saja yang menonjol dalam kegiatan perekonomian.

Belut merupakan salah satu sumber lauk-pauk yang dipercaya memiliki kandungan protein yang tinggi. Daging belut sendiri mempunyai nilai kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Dalam 100 gram daging belut terkandung protein 14 %, lemak 27 %, zat besi 2,0 mg, kalsium 20 mg, vitamin A 2600 SI, vitamin B1 0,1 mg dan vitamin c 2,0 mg.

Salah satu kegiatan industri pengolahan di Kabupaten Sukoharjo adalah pengolahan belut. Keripik belut merupakan hasil olahan dari belut segar dengan penambahan bumbu-bumbu serta tepung beras maupun tanpa tambahan tepung beras dalam penggorengannya sehingga lebih lezat. Keripik belut banyak dijumpai di pusat-pusat perbelanjaan baik di pasar tradisional maupun modern. Rasa khas dan nilai gizi belut telah membuat banyak konsumen menggemarinya, hal ini menjadi pendorong tingginya permintaan belut hidup maupun dalam bentuk olahan seperti Keripik belut..

Pemasaran keripik belut  di Kabupaten Sukoharjo memiliki kekuatan dan kelemahan, tetapi juga peluang maupun ancaman. Faktor-faktor tersebut sangat penting diidentifikasikan sebagai pertimbangan alternatif strategi dalam pemasaran keripik belut di Kabupaten Sukoharjo

Tahap-tahap yang dilakukan untuk merumuskan alternatif strategi pemasaran keripik belut adalah sebagai berikut:

  1. Analisis Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal

Proses perumusan strategi dirancang untuk mengarahkan  pemasar  dalam mencapai tujuan. Penentuan strategi yang cocok atau tepat harus dimulai dengan mengidentifikasi, menganalisa, dan mendiagnosa faktor eksternal dan faktor internal. Ini penting agar pemasar mampu menghadapi situasi dan kondisi lingkungan yang selalu berubah-ubah. Suatu perubahan lingkungan dapat merupakan suatu peluang bagi peningkatan pemasaran maupun ancaman apabila pemasar tidak mampu menyesuaikan kegiatan pemasaran. Oleh sebab itu  pemasar  dituntut untuk selalu bersikap tanggap dan adaptif, selalu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan.

Faktor eksternal ini meliputi pemerintah, pelanggan  pemasok, dan pesaing.

Dalam bukunya Freud menekankan bahwa faktor-faktor eksternal tersebut harus : (1) penting bagi pencapaian tujuan jangka panjang dan sasaran tahunan, (2) dapat diukur, (3) berlaku bagi semua perusahaan yang bersaing, (3) hirarkis dalam arti beberapa faktor akan berkaitan dengan keseluruhan perusahaan dan beberapa yang lain akan terpusatkan pada bidang-bidang fungsional atau divisional. Sedangkan untuk faktor  internal yaitu pemasaran (produk, harga, promosi, dan distribusi), sumber daya manusia, produksi, dan keuangan.

  1. Perumusan   Strategi Pemasaran

Untuk merumuskan strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran Keripik belut di Kabupaten Sukoharjo digunakan analisis SWOT  dan matriks SWOT. Matriks SWOT menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman  dapat dipadukan dengan kekuatan dan kelemahan  sehingga dihasilkan rumusan strategi pemasaran Keripik belut. Rumusan strategi ini akan menghasilkan empat alternatif strategi yaitu strategi penyesuaian kekuatan dan peluang (SO), kelemahan dan peluang (WO), kekuatan dan ancaman (ST) serta strategi penyesuaian kelemahan dan ancaman (WT).

Analisis strategi pemasaran meliputi kegiatan menyeleksi dan penjelasan satu atau beberapa target pasar dan pengembangan serta memelihara suatu bauran pemasaran yang meliputi tempat yang strategis (place), produk yang bermutu (product), harga yang kompetitif (price) dan promosi yang gencar (promotion).

  1. Strategi Pemasaran Yang Paling Efektif

Dari beberapa alternatif strategi tersebut perlu dilakukan penilaian atau evaluasi untuk memutuskan prioritas strategi yang dapat dilaksanakan. Pada tahap pemilihan strategi/ keputusan (decision stage ) ini alat analisis kuantitatif yang digunakan adalah Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM). QSPM memungkinkan perencana strategi mengevaluasi alternatif strategi secara obyektif. Hasil dari aternatif strategi (Matriks SWOT) tersebut kemudian akan dipilih strategi yang terbaik yang dapat diterapkan dalam pemasaran keripik belut yang lebih objektif dan intuisi yang baik dalam matriks QSP. Hasil matriks QSP akan memperlihatkan skor. Skor yang tertinggi menunjukkan bahwa alternatif strategi tersebut penting sebagai prioritas utama untuk diterapkan sehingga menghasilkan umpan balik (feedback) yang akan dipertimbangkan dalam keberlanjutan tersebut.

Formulasi Strategi Pemasaran

( Matriks SWOT )

Gambar 3.    Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian

  1. D. Konsep Penyusunan Variabel
  2. Informan kunci adalah pengusaha keripik belut itu sendiri dan orang yang intensif menyatu serta terlibat secara aktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi perhatian penelitian.
  3. Pemasaran adalah proses mengalirnya barang dari produsen sampai kepada konsumen akhir yang disertai penambahan guna bentuk melalui proses pengolahan, guna tempat melalui proses pengangkutan dan guna waktu melalui proses penyimpanan.
  4. Lembaga pemasaran adalah lembaga-lembaga yang berperan menyalurkan Keripik belut dalam pemasaran  dari produsen ke konsumen
  5. Strategi pemasaran merupakan respon secara terus menerus yang  dilakukan melalui analisis kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (oppurtinities), dan ancaman (threath) pada tiap-tiap komponen pemasaran meliputi harga, produk, distribusi, dan promosi.
  6. Faktor eksternal adalah faktor-faktor di luar sentra industri pengolahan belut yang mempengaruhi usaha pemasaran keripik belut dan pada umumnya belum dapat dikendalikan sepenuhnya. Meliputi pemerintah, pelanggan, pemasok, pesaing.
  7. Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat di dalam suatu sentra industri pengolahan belut yang mempengaruhi usaha pemasaran keripik belut secara keseluruhan dan pada umumnya dapat dikendalikan. Meliputi sumber daya manusia, pemasaran (harga, distribusi, promosi, produk), kondisi keuangan, produksi.
  8. Kekuatan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam pemasar dan merupakan keunggulan bagi usaha pemasaran Keripik belut.
  9. Kelemahan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam pemasar dan merupakan keterbatasan/ kekurangan bagi usaha pemasaran Keripik belut.
  10. Peluang adalah faktor-faktor yang berasal dari luar pemasar dan bersifat  menguntungkan bagi pelaksanaan pemasaran Keripik belut.

10.  Ancaman adalah faktor-faktor yang berasal dari luar pemasar dan bersifat mengganggu bagi pelaksanaan pemasaran Keripik belut.

11.  SWOT merupakan suatu alat analisis situasi yang menguji kondisi internal dan eksternal untuk mengidentifikasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (oppurtinities), dan ancaman (threath).

12.  Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan suatu strategi. Dengan menggunakan alat Matriks SWOT yaitu matriks yang digunakan untuk menyusun berbagai  alternatif strategi pemasaran

13.  QSPM (Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif) adalah alat yang digunakan untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif untuk menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran keripik belut.

E. Pembatasan Masalah

  1. Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha keripik belut, pemasok, pelanggan dan pemerintah.
  2. Data faktor eksternal dan faktor internal yang dianalisis berupa data kualitatif yang disajikan dalam bentuk hasil wawancara dengan key informan, dan hasil pengamatan selama penelitian
  3. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Eksternal Factor Evaluation (Matrik EFE) dan Internal Factor Evaluaton (Matrik IFE), Matrik Internal Eksternal (Matrik IE), dan Matrik SWOT.
  4. Lingkungan eksternal yang dibahas meliputi aspek pemerintah, pelanggan, pemasok, dan pesaing.
  5. Lingkungan Internal yang dibahas meliputi aspek sumber daya manusia (personel), aspek pemasaran, aspek keuangan dan aspek produksi.
  6. Analisis strategi pemasaran meliputi strategi produk, strategi distribusi, strategi promosi dan strategi harga.

III.

METODE PENELITIAN

  1. A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual, data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis sehingga metode ini sering juga disebut dengan metode analitik (Surakhmad, 1994).

  1. B. Metode Pengumpulan Data
  1. Metode Pengambilan Lokasi Sampel Penelitian

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja atau purposive yaitu penentuan daerah sampel yang diambil secara sengaja berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1997).

Pada penelitian ini akan diambil Lokasi penelitian di Kecamatan Baki karena merupakan daerah dengan jumlah pengusaha keripik belut terbanyak dan juga merupakan sentra industri pengolahan keripik belut. Yaitu sebanyak 5 unit usaha.Dari seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Sukoharjo, usaha keripik belut hanya terdapat di Kecamatan Baki. Adapun jumlah unit usaha dan jumlah produksinya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Daftar Pemilik Usaha Keripik Belut di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo

No. Nama Perusahaan/ Pemilik Jumlah Produksi (Bulan) Jumlah Tenaga Kerja Pemasaran
1. Bambang Santoso 20 ton 8 Lokal,

Luar kota

2. Hadi Warsito 1,5 ton 10 Lokal,

Luar kota

3. Sudilam 2 ton 12 Lokal,

Luar kota

4. Samino 3 ton 20 Lokal,

Luar kota

Luar jawa

5. Sutikno 1,5 ton 6 Lokal,

Luar kota

Sumber : Data Perusahaan Industri Kabupaten Sukoharjo

  1. Metode Penentuan Sampel Responden

Dari informan kunci dapat diketahui responden pada setiap pelaku pemasaran keripik belut yang terdiri dari  pemasok, pengusaha keripik belut,  pemerintah, dan  konsumen. Hasil wawancara dengan informan kunci tersebut akan menjadi uraian deskripsi tentang pemasaran keripik belut di Kabupaten Sukoharjo. Dari uraian tersebut, peneliti mendefinisikan faktor-faktor strategis internal dan eksternal. Responden  yang diperoleh menjadi representasi dari setiap elemen yang terkait dengan pemasaran keripik belut di Kabupaten Sukoharjo dilakukan secara purposive sampling (sengaja) dengan menggunakan snowball yaitu mengetahui dan mencari informasi maupun keberadaan responden dengan cara bertanya pada responden lainnya Adapun responden yang digunakan adalah sebagai berikut:

  1. Pengusaha keripik belut 5 orang
  2. Pemasok 1 orang
  3. Konsumen 10 orang
  4. Instansi pemerintah 2 orang
  5. C. Jenis dan sumber Data
  1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh peneliti (Surakhmad,1994). Pada penelitian ini, data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Data tersebut berasal dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sukoharjo, kantor kecamatan dan desa, serta literatur-literatur lain yang terkait.

  1. D. Teknik Pengumpulan Data
  1. Teknik Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan melakukan wawancara langsung kepada responden yang didasarkan pada daftar pertanyaan atau kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.

  1. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai daerah yang akan diteliti.

  1. Pencatatan

Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pencatatan terhadap hasil wawancara pada kuisioner maupun data yang diperoleh dari sumber data sekunder yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian.

  1. E. Metode Analisis Data
    1. a. Analisis Deskriptif

Metode deskriptif yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada sekarang dan masalah-masalah yang aktual. Untuk mendapatkan data dapat dilakukan dengan teknik wawancara.

  1. b. Analisis SWOT

Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor strategis dalam pemasaran keripik belut, baik internal maupun eksternal (kekuatan, kelemahan, peluang,  dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini kemudian berusaha membandingkan antara faktor eksternal peluang dengan ancaman faktor internal kekuatan dan kelemahan.

  1. c. Matriks SWOT

Matriks SWOT digunakan untuk menetapkan alternatif strategi berdasarkan kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang. Matriks ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang ada.

Terdapat 8 tahapan dalam membentuk matrik SWOT :

1)      Menentukan faktor-faktor peluang eksternal pemasaran beras organik.

2)      Menentukan faktor-faktor ancaman eksternal pemasaran beras organik.

3)      Menentukan faktor-faktor kekuatan internal pemasaran beras organik.

4)      Menentukan faktor-faktor kelemahan internal pemasaran beras organik.

5)      Menyesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi S-O.

6)      Menyesuaikan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi W-O.

7)      Menyesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi S-T.

8)      Menyesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi W-T

Matriks SWOT

Kekuatan (S)

Daftar Kekuatan

Kelemahan (W)

Daftar Kelemahan

Peluang (O)

Daftar Peluang

Strategi SO

Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO

Mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang

Ancaman (T)

Daftar Ancaman

Strategi ST

Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman

Strategi WT

Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber : Rangkuti,2001

  1. d. Prioritas Strategi

Untuk menentukan prioritas strategi dalam pemasaran keripik belut di Kabupaten Sukoharjo digunakan analisis Matriks QSP. Matriks QSP digunakan untuk mengevaluasi dan memilih strategi terbaik yang paling cocok dengan lingkungan eksternal dan internal. Alternatif strategi yang memiliki nilai total terbesar pada matriks QSP merupakan strategi yang paling baik.

Tabel 3. Matriks QSP

Faktor Faktor Kunci Bobot Alternatif Strategi
Strategi I Strategi 2 Strategi  3
AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor-Faktor Kunci Internal
Total Bobot
Faktor-Faktor Kunci Eksternal
Total Bobot
Jumlah Total Nilai Daya Tarik

Sumber : David, 2004

Enam tahapan dalam pembuatan matriks QSP yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

  1. Membuat daftar peluang/ancaman dari faktor eksternal dan kekuatan/ kelemahan faktor internal.
  2. Memberi bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat penting). Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor tersebut. Jumlah seluruh bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0.
  3. Memeriksa matriks SWOT dan mengenali strategi-strategi alternatif yang harus dipertimbangkan untuk diterapkan.
  4. Menentukan Nilai Daya Tarik (AS) yang didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan daya tarik relatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu. Nilai Daya Tarik ditentukan dengan memeriksa masing-masing faktor eksternal atau faktor internal, satu per satu, sambil mengajukan pertanyaan, "Apakah faktor ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat?" Jika jawaban atas pertanyaan tersebut adalah ya, maka strategi tersebut harus dibandingkan secara relatif dengan faktor kunci. Khususnya, Nilai Daya Tarik harus diberikan pada masing-masing strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif suatu strategi terhadap yang lain, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Cakupan Nilai Daya Tarik adalah : 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = wajar menarik; dan 4 = sangat menarik. Jika jawaban atas pertanyaan tersebut adalah tidak, hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat. Oleh karena itu, jangan beri Nilai Daya Tarik pada strategi-strategi dalam rangkaian tersebut.
  5. Menghitung TAS (Total Nilai Daya Tarik). Total Nilai Daya Tarik didefinisikan sebagai hasil mengalikan bobot (langkah b) dengan Nilai Daya Tarik di masing-masing baris (langkah d). Total Nilai Daya Tarik menunjukkan daya tarik relatif dari masing-masing strategi alternatif, dengan hanya mempertimbangkan dampak dari faktor keberhasilan krisis eksternal atau internal yang berdekatan. Semakin tinggi Nilai Total Daya Tarik, semakin menarik strategi alternatif tersebut.
  6. Menghitung Jumlah Total Nilai Daya Tarik. Jumlah Total Nilai Daya Tarik (STAS) mengungkapkan strategi yang paling menarik dalam rangkaian alternatif. Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin menarik strategi tersebut. Besarnya perbedaan di antara Jumlah Total Nilai Daya Tarik dalam suatu rangkaian strategi-strategi alternatif menunjukkan tingkat relatif dikehendakinya suatu strategi daripada yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, R.K. 2006.   Strategi Pemasaran Strawberry di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis. Vol. 3 No. 1 September 2006. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maretwww.sinarharapan.co.id. Diakses tanggal 9 November 2008.

Afift.F. 1994. Strategi Pemasaran. Angkasa. Bandung.

Agromedia. 2008. Budidaya Belut di Pekarangan Rumah. PT.Agromedia Pustaka. Jakarta.

Ahmad.L.,2007. Flora dan Fauna:Belut Tubuhnya Licin. Bergizi Tinggi. http://www.lampungpost.com. Diakses pada tanggal 08 Januari2009 pukul 13.05 WIB.

Asri.M.1991. Marketing. Unit penerbit dan percetakan AMP YKPN. Yogyakarta

Assauri, S. 1987. Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep dan Strategi. CV. Rajawali. Jakarta.

Bisnisbali.  2005. Keripik Belut Sasar Semua Kalangan. Diakses dari www.bisnisbali.com. Pada tanggal 1 Maret 2009.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Pemahaman Filosofi dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

David, F. R. 2004. Manajemen Strategis Konsep-Konsep. Terjemahan. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.

Hunger.D.J dan Wheelen.T.L .2003. Manajemen Strategis. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Jauch, Lawrence R. Dan Glueck, William F.1991. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Terjemahan Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.

Kartasapoetra. 1992. Marketing Produk Pertanian dan Industri. Rineka Cipta. Jakarta.

Kotler, Philip. 1991. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implememtasi dan Pengendalian. Erlangga. Jakarta

Kotler, Philip. 1992. Manajemen Pemasaran : Analisis perencanaan dan

pengendalian. (Diterjemahkan oleh : Jaka Wasana).  Penerbit Erlangga.

Jakarta.

26

Lamb, C.W, Joseph F. H dan Carl, M. 2001. Pemasaran. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Porter,M.E.1994. Keunggulan Bersaing: Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul. Binarupa Aksara. Jakarta.

Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Soekartawi.  2001. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Stanton, W. J. 1991. Prinsip Pemasaran. Jilid I. Edisi Ketujuh. Erlangga. Jakarta.

Stanton, W.J. 1993. Prinsip pemasaran Edisi Ketujuh. Erlangga. Jakarta.

Sudiyono, Armand. 2002. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Teknik. Tarsito. Bandung.

Swasta .B dan Irawan.1997. manajemen Pemasaran Modern. Liberty. Yogyakarta.

Umar, Husein. 2003. Strategic Managemen In Action. Cetakan Ketiga.              PT. Gramedia Pustska Utama. Jakarta.

Wirakartakusumah, M. A. 1997. Telaah Perkembangan Industri Pangan di

Indonesia Dalam Jurnal Pangan No. 32 Vol VIII 1997. Penerbit Bulog.

Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar