Senin, 16 November 2009

USAHA PECEL LELE

Pecel Lele 


Jenis ikan yang satu ini terbilang sangat popular bagi bangsa ini. Saya-pun gemar makan pecel lele, dengan sambal terasi yang khas, sambil menyeruput es jeruk. Bukannya saya mau membicarakan resep membuat pecel lele yang echo, tapi sisi peluang usahanya yang menggiurkan. Beberapa saat yang lalu, saya terinspirasi oleh cerita seorang sahabat yang menceritakan kawannya yang memiliki warung tenda pecel lele, atau biasanya lebih popular dengan nama warung “Sari Laut”.

Menunya memang bervariasi, dari pecel lele, kerang, ikan bawal, cumi, yang dimasak beraneka ragam, tapi pecel lele-lah menyumbang omset terbesar. Banyak orang meremehkan usaha yang simple ini, mungkin termasuk Anda. “Masak sih bisa kaya dari jualan pecel lele di pinggir jalan!”. Yuk, sekarang kita main hitung-hitungan berapa sih pendapatan pengusaha pecel lele ini. Dengan perhitungan yang gampang, setiap porsi nasi pecel lele plus minuman dingin, anggap saja 10 ribu rupiah. Saya pernah mengamati warung pecel lele langganan saya, setidaknya rata-rata lebih dari 100 pengunjung per setengah harinya. Kenapa setengah hari, karena bukanya dari jam 6 sore sampai jam 12 malam saja. Jadi... setidaknya setiap harinya minimal omset mereka adalah 1 juta rupiah. Anggap saja tidak seramai langganan saya, misalnya hanya beromset 500 ribu perhari, didapatlah omset 15 juta sebulan. Setelah dipotong bahan baku dan biaya-biaya operasional, katakanlah keuntungan bersihnya sebesar 20% atau 3 juta perbulan. Lumayan sih, tapi kapan ketemu ”kaya” kalau keuntungan cuma segitu.

Dikali 30
Nah, ada hal yang lupa saya bilang (sebetulnya sengaja), bahwa si pengusaha pecel lele itu punya 30 warung tenda. Jadi kalikan saja keuntungan 3 juta dikali 30 warung, sama dengan 90 juta perbulan, wow! Memang seringkali kita berfikir untuk menjadi pengusaha sukses, haruslah melakukan sesuatu dengan ide yang besar dan cemerlang. Kenyataannya tak seperti itu. Selain fenomena pecel lele diatas, masih banyak contoh lain yang nyata-nyata telah membuka mata kita. Seperti pengusaha franchise Pisang Goreng Ta B’Nana, yang barusan memperoleh Rekor Muri, dengan jumlah outlet terbanyak. Bahkan Edam Burger, dengan investasi gerobaknya yang 2 jutaan, mampu membuka 2000 lebih gerobak burger. Kecil memang, tapi dikali banyak, kaya juga jadinya. Ada juga seorang kawan yang bisnisnya hanya menggoreng kacang, percaya atau tidak, omsetnya milyaran perbulan. Kemana dia menjual? Ke tempat-tempat hiburan malam, seperti diskotek, pub dan karaoke. Ternyata sambil menyeruput minuman, pengunjung demen sekali ngemil kacang goreng.

Sekali lagi, jangan remehkan ide bisnis yang sederhana, jika volumenya besar, besar juga keuntungannya. Setiap usaha adalah bagus, asalkan kita tekuni dengan benar-benar dan dengan serius kita besarkan. d2

Think Big, Start Small, Go Fast, and be Patient!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar